Neutron Yogyakarta

Ratusan Anggota PSHT Gruduk Polres Bantul

Ratusan Anggota PSHT Gruduk Polres Bantul
AUDIENSI: Kelompok PSHT saat menyampaikan keterangan terkait anggotanya yang diserang saat peringatan acara musik di Polres Bantul kemarin (29/5).(DOKUMENTASI HUMAS POLRES BANTUL)

RADAR MAGELANG – Ratusan anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menggruduk Polres Bantul kemarin (29/5). Hal ini buntut dari seorang warga Padukuhan Mancingan, Parangtritis, Bantul yang juga anggota PSHT menjadi korban penyerangan oknum suporter bola pada Minggu (28/5). Penyerangan tersebut dilakukan di sebuah villa di Parangtritis dan membuat korban menderita luka sayatan pada kepala dan tangan.

“Kami mendorong pihak kepolisian untuk secepatnya menangkap pelaku,” ujar Hariyadi, perwakilan dari PSHT saat di Polres Bantul.

Hariyadi mengatakan, peristiwa penyerangan tersebut menimpa korban bernama Ali Susanto Joko Saputro, 48. Korban menderita luka sayatan benda tajam pada bagian kepala dengan penanganan sembilan jahitan. Serta luka pada bagian tangan sebanyak 16 jahitan.

Hariyadi menyebut, peristiwa penyerangan itu disebabkan karena kesalahpahaman. Saat itu korban mengingatkan para oknum suporter bola untuk tidak menyalakan musik dengan volume berlebih. Namun karena diduga merasa tersinggung, beberapa oknum suporter bola pun melakukan pengeroyokan terhadap Ali.

Dari laporan polisi yang diterima Radar Jogja, kejadian penyerangan tersebut terjadi pada Minggu (29/5) sekitar 02.00. Saat itu diketahui beberapa oknum suporter bola tengah menggelar sebuah acara musik di sebuah villa yang ada di wilayah Parangtritis. Namun karena melebihi jam malam, acara tersebut pun diingatkan oleh warga untuk menghentikan acara tersebut.

Akan tetapi, oknum suporter diduga tidak mengindahkan peringatan tersebut. Sehingga terjadilah keributan yang mengakibatkan korban menderita luka-luka. Karena kejadian tersebut korban melapor ke Polres Bantul.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengaku, telah menerima aspirasi dari kelompok PSHT tersebut. Dia pun memastikan bahwa telah melakukan penyelidikan terhadap para pelaku penyerangan. Yakni dengan meminta keterangan dari para saksi mata dan memeriksa rekaman kamera CCTV.

Ihsan menyatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, para pelaku memang merupakan anggota suporter dari salah satu tim sepak bola di Jogjakarta. Sementara untuk motif penyerangan, diduga karena adanya kesalahpahaman kedua belah pihak. “Secepatnya akan kami amankan pelaku, kami sudah punya profiling jadi tinggal penangkapan saja,” ungkap Ihsan. (inu/eno/sat)

Lainnya

Exit mobile version