RADAR MAGELANG– Para petani Desa Candisari, Windusari mendapat dukungan dari pemerintah terkait pengendalian kesehatan. Khususnya penyakit tidak menular. Melalui program pertanian dengan pola tanam diversifikasi komoditas sistem organik. Antara 300-800 meter di atas permukaan laut (mdpl) diversifikasi palawija dan ubi-ubian yang dapat menyokong perekonomian warga setempat.
Salah satu petani Istanto menuturkan, para petani di Desa Candisari kini lebih fokus untuk menanam ubi ketimbang tembakau. Terutama ubi madusari. Padahal, dulunya desa tersebut merupakan penghasil tembakau, tapi beberapa tahun lalu harganya sempat anjlok sehingga petani merugi.
Ubi hasil diversifikasi tersebut, kata dia, bisa diolah menjadi bahan makanan secara langsung, tepung, maupun dijual di supermarket. “Untuk wilayah 800-1.000 mdpl, kami kembangkan dengan sayur hortikultura seperti kubis, sawi, cabai, dan lainnya. Kalau dibatas 1.000 mdpl, diversifikasi dengan kopi,” ujarnya saat ditemui, Kamis (1/6).
Semula, Istanto melakukan uji coba penanaman ubi di lahan seluas satu kisuk. Percobaan tersebut membuahkan hasil dengan baik. Apalagi saat itu, tanaman tembakau gagal panen dengan cuaca yang tidak menentu. Akhirnya, dia mencari alternatif tanaman lain yang bisa ditanam dalam segala musim dan biaya ekonomis.
Lantaran berhasil panen ubi, para warga tertarik untuk ikut menanamnya. Bahkan, kini total ada 12 desa di Kecamatan Windusari yang mengikuti pola tanam dan panen setiap hari seperti dirinya. “Pola diversifikasi ini sangat efektif untuk diterapkan di sini, begitu pula dengan daerah lain,” sebutnya.
Ketua MTCC Unimma Retno Rusdjijati menuturkan, setelah tiga hari dilaksanakan ICTOH, kegiatan field trip ini untuk membuktikan petani tembakau yang sudah beralih tanam, justru lebih sejahtera. Bahkan, keuntungannya cenderung lebih tinggi ketimbang menanam tembakau.
Dia menyebut, dulunya sebagian besar lahan pertanian warga Desa Candisari digunakan untuk menanam tembakau. Kini, mulai ditanami ubi hingga tanaman hortikultura lainnya. “Pak Istanto ini yang punya ide tidak menanam tembakau lagi, tetapi fokus pada ubi. Meskipun ada padi dan lainnya,” terangnya. (aya/pra/sat)