Neutron Yogyakarta

PSHT-Brajamusti Siap Tanggung Kerugian

PSHT-Brajamusti Siap Tanggung Kerugian

RADAR MAGELANG – Kerusakan pada Dewantara Kirti Griya Jogja atau lebih populer dengan Museum Ki Hajar Dewantara imbas bentrok massa Minggu malam (4/6), menjadi tanggung jawab kedua pihak yang bertikai. Yaitu Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan kelompok suporter pendukung klub PSIM Brajamusti. Kedua kelompok massa itu bersedia mengganti kerugian.

Kepala Kundha Kabudayan atau Dinas Kebudayan DIJ Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, hal itu merupakan hasil kesepakatan antara kedua belah pihak setelah melakukan pertemuan di Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Senin (5/6). Pertemuan itu melibatkan PSHT, Brajamusti, dan keluarga Tamansiswa.

Dian menyebut, Senin lalu sudah dilakukan pertemuan konsolidasi oleh pihak yang bertikai, PHST dan Brajamusti. Pertemuan, disebutnya, berlangsung baik dan kekeluargaan. Termasuk terkait kerusakan museum sudah diselesaikan dan berjanji akan memberikan ganti rugi untuk kerusakan lingkungan Pendapa Tamansiswa. “Mereka (PSHT-Brajamusti) mau bertanggung jawab,” katanya saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Selasa (6/6).

Dian menjelaskan, kerugian dari kerusakan belum dapat dipastikan. Namun, beberapa yang rusak di antaranya ada taman dan beberapa benda koleksi milik museum. Terkait item kerusakan, masih dicek dengan kurator soal kerugian di museum seberapa. “Intinya sudah terjadi kesepakatan-kesepakatan,” ujarnya.

Namun demikian, Dian belum memastikan terkait skema ganti ruginya. Apakah ganti rugi dalam jumlah nilai uang dan atau barang. Hal ini masih menunggu perkembangan lebih lanjut. “Saya belum tahu detail kesepakatan yang dimaksud, ganti rugi seberapa dan apa saja,” jelasnya.

Pada prinsipnya, benda-benda koleksi bersejarah tidak bisa ditangani oleh sembarang orang. Ini dibutuhkan penanganan oleh ahli yang berkompeten. “Apakah kemudian yang menangani konservator dan kurator dari Tamansiswa kemudian mereka yang membiayai atau bagaimana,” tandasnya.

Namun secara prinsip Disbud DIJ dengan anggaran yang dimiliki siap untuk membiayai perbaikan museum, jika tidak ditanggung dua kelompok tersebut. “Kami prinsip siap membantu. Alhamdulillah PSHT dan Brajamusti, siap mengganti,” katanya.

Sementara itu, Kapolda DIJ Irjen Pol Suwondo Nainggolan juga siap menanggung kerusakan yang terjadi di Pendapa Tamansiswa, termasuk di dalamnya museum. Pesan itu disampaikan ketika ia berkunjung langsung ke Pendapa Tamansiswa, Senin (5/6).

Kasi Humas Polresta Jogja AKP Timbul Sasana Raharja menjelaskan, ada beberapa tujuan dari kunjungan itu. Menurutnya, satu di antaranya adalah kapolda meminta maaf telah menggunakan fasilitas Yayasan Perguruan Persatuan Tamansiswa Jogja untuk mengevakuasi kelompok yang bentrok.

Ia menambahkan, tindakan itu dilakukan untuk menciptakan kamtibmas dan mencegah adanya korban, sebelum dievakuasi ke Mapolda DIJ. Timbul menegaskan, Polda DIJ bertanggung jawab atas kerusakan yang ada. “Bapak Kapolda meminta maaf telah menggunakan gedung itu, dan jika ada kerusakan jadi tanggung jawab Polda DIJ,” kata Timbul Selasa (6/6).

Kunjungan Suwondo dibersamai Kapolresta Jogja Kombes Pol Saiful Anwar. Selain itu, juga ada perwakilan Tamansiswa, PSHT dan Brajamusti. Kedua kelompok yang sempat bentrok ini sepakat berdamai dan menyelesaikan permasalahan dengan kekeluargaan.

Usai bertemu dengan pihak Tamansiswa, Suwondo juga silaturahmi ke warga serta tokoh masyarakat Kemantren Mergangsan. Timbul menjelaskan, dalam pertemuan itu Kapolda juga kembali memohon maaf atas situasi yang tidak kondusif pada Minggu (4/6) lalu.

Di saat yang bersamaan ia juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi berita-berita yang tidak benar. “Semua pihak menahan diri demi mencegah tawuran serupa terulang,” jelasnya.

Sementara itu, pihak Dr Saur Panjaitan XIII MM dari Yayasan Tamansiswa menerima permohonan maaf kapolda. Saur justru berterima kasih ke Suwondo karena telah melaksanakaan tugas menjaga kamtibmas.

Menurutnya, Yayasan Tamansiswa menjadikan kejadian kerusuhan sebagai koreksi dan pelajaran dalam mendidik siswanya. “Agar ke depan bersikap bijak dan tidak terlibat dalam kerusuhan apa pun, demi masyarakat yang aman,” ujar Saur. (wia/cr3/laz/sat)

Lainnya

Exit mobile version