Neutron Yogyakarta

Bantul Andalkan Hewan Kurban Luar Daerah

Bantul Andalkan Hewan Kurban Luar Daerah
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman Suparmono .(MEITIKA CANDRA LANTIVA/RADAR JOGJA )

RADAR MAGELANG – Kebutuhan hewan kurban di Bantul pada tahun ini tergolong cukup tinggi. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul bahkan mencatat jumlahnya mencapai puluhan ribu ekor. Namun karena minimnya stok hewan lokal, wilayah tersebut masih mengandalkan pasokan dari luar daerah.

Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo mengatakan, kebutuhan hewan kurban pada tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Adapun jumlahnya untuk sapi mencapai 7.000 ekor. Lalu kambing atau domba kebutuhannya menyentuh 16.000 ekor.

Diakui Joko, sampai saat ini peternak lokal memang belum mampu memenuhi kebutuhan hewan kurban. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan hewan potong sehari-hari pun, peternak Bantul juga kesulitan. Itu karena, karakter peternak lokal mayoritas pembibit. Sehingga sapi atau kambing yang dipelihara pun berkelamin betina.

“Ternak yang disembelih itu wajib jantan, sehingga untuk kebutuhan ternak harian dan kurban kami masih mengandalkan pasokan dari luar daerah,” ujar Joko kepada Radar Jogja Rabu (7/6).

Mantan Kepala Bidang Peternakan DKPP Bantul itu membeberkan, wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan pemasok terbesar sapi dan kambing ke Bantul. Namun sebagian penjual sapi di wilayahnya, beberapa mengambil hewan dari peternak dalam wilayah DIJ. Seperti Kulonprogo dan Gunungkidul.

Guna memastikan hewan kurban yang masuk ke Bantul bebas penyakit, dinas akan menyiagakan dokter-dokter hewan. Lalu memantau ke pasar-pasar dan penjual hewan kurban dadakan. Guna memeriksa kesehatan hewan yang dijual.

Dia mengklaim, meskipun sekarang situasi penyakit ternak di Bantul dalam kondisi landai, pengawasan terhadap ternak yang masuk ke Bantul tetap dilakukan. Karena tidak menutup kemungkinan, ternak dari luar daerah justru membawa penyakit.

“Karena itu pastikan bahwa hewan kurban yang masuk ke Bantul wajib memiliki SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan),” ujarnya.

Terpisah, Sleman juga akan mendatangkan hewan kurban dari luar wilayah. Sebab kebutuhan hewan kurban di Kabupaten Sleman diprediksi bakal meningkat 5-10 persen. Oleh karena itu, hewan ternak dari luar perlu di perketat pengawasannya.

“Sapi, domba, kambing proses mendatangkan dari luar harus ada izin, termasuk menggelar pasar hewan di jalan,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman Suparmono kemarin.

Ternak yang didatangkan dari luar Sleman harus mendapatkan izin rekomendasi Pemkab Sleman, melalui DP3, yang selanjutnya diketahui Pemprov DIJ. Pram, sapaannya mengungkapkan, selama ini sudah ada yang mengajukan dan menawarkan ternak kurban dari Bali dan Jawa Timur. Pengecekan ternak ke lokasi langsung juga telah dilakukan. Setelah disetujui, ternak tersebut dapat menyuplai kekurangan ternak tersebut.

Pasar tiban yang hendak digelar di jalan-jalan, pun harus seizin lurah setempat. Hal itu untuk memudahkan proses pengawasan, termasuk kondisi hewan ternak. “Kami juga akan identifikasi kelompok yang akan menjual ternaknya di kandang ternak. Kami punya data inventarisnya,” ujarnya.

Meski pengawasan diperketat, namun untuk memenuhi kebutuhan ternak 9.150 ekor sapi, 2.500 ekor kambing, dan 9.700 domba itu, maka pengajuan rekomendasi SKKH dari DP3 Sleman ke Pemprov DIJ diproses lebih cepat. “Ternak yang akan dijualbelikan harus sehat dan memiliki SKKH. Apabila ditemukan gejala klinis penyakit mulut dan kuku (PMK), lumpy skin disease (LSD) atau kerap disebut lato-lato, maupun penyakit lainnya agar segera melaporkan kepada petugas kesehatan Puskeswan setempat,” bebernya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Sapi Segar (Gisa Sembada) dan Penggilingan Daging Bakso (Gisa Sembada) Sleman Sugiyo Ahmad mengatakan, tiga minggu menjelang Idul Adha harga daging di pasaran masih normal. Daging sapi kualitas super nomor satu dibanderol Rp 130 ribu per kilogram. Daging sapi kualitas super nomor dua di harga Rp 125 ribu, dan kualitas super nomor tiga kisaran Rp 120 ribu.

Dikatakan, saat ini pasokan daging sapi masih mencukupi. Stok penjualan masih normal, yakni 1,5-2 kuintal atau setara dengan dua ekor sapi per hari. Namun stok daging sapi dipastikan sulit jika mendekati hari H Idul Adha. “Biasanya dari penjanggal rebutan sapi dengan pembeli sapi untuk kurban. Sehingga harganya biasa naik Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per ekor,” katanya. (inu/mel/eno/sat)

Lainnya