Neutron Yogyakarta

Seperti Stasiun MRT, Toilet di Depan Gedung BI Masih Terawat Bersih, Gratis, Pelayanan Layaknya di Mal

Seperti Stasiun MRT, Toilet di Depan Gedung BI Masih Terawat Bersih, Gratis, Pelayanan Layaknya di Mal
TEPIS KESAN KUMUH: Petugas menjaga toilet gratis di kawasan Titik Nol Kilometer, tepatnya di depan gedung Bank Indonesia (BI) Jogja.(Winda Atika Ira P/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Toilet umum yang akrab dengan kesan kumuh, bau tak sedap dan kotor, tidak terjadi di toilet umum yang ada di kawasan Titik Nol Kilometer Jogja ini. Lima tahun berjalan, toilet mirip stasiun MRT ini sangat terawat bersih, rapi, dan wangi.

WINDA ATIKA IRA P, Jogja

Terlihat dari luar bangunan kaca berlogo laki-laki dan perempuan, ternyata bangunan itu sebuah toilet umum berada di kawasan Titik Nol Kilometer. Letaknya sangat trategis dan berada di bawah tanah.

Toilet yang berdiri sejak 2018 itu kini masih sangat terawat, tetap rapi dan bersih. Baik dari sisi luar maupun dalam ruangan. “Keberadaannya sudah lima tahunan. Alhamdulillah masih kami jaga dengan baik dan maksimal,” ujar seorang petugas Lina Amelia Katenda kepada Radar Jogja di sela bekerja.

Toilet ini tepatnya berada di Jalan Panembahan Senopati atau di depan kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jogja. Ketika Radar Jogja masuk ke dalamnya (4/5), toilet ini terlihat mewah. Lantai dan dinding ruangan toilet terbuat dari granit. Kloset yang tersedia dengan jenis jongkok, duduk, dan ruangan khusus difabel. Ada pula satu ruang laktasi untuk ibu menyusui.

Baca Juga: Jadi Pesing, Ah…Kawasan Elite tapi Toilet Sulit

Di ruangan juga dilengkapi fasilitas CCTV dan AC. Di ruangan depan sebelum memasuki bagian toilet, terpasang meja layaknya front office. Sejumlah pekerja tampak menjaga. Ada pula yang melakukan pengerjaan seperti membersihkan lantai.

Kesan mewah memang terlihat di ruangan toilet gratis itu dibandingkan toilet-toilet umum biasanya. Tempatnya cukup luas yang terbagi dalam beberapa ruangan. Terpisah antara laki-laki dan perempuan.

“Setiap kali ada pengunjung berapa menit setelah itu kami bersihkan. Kami cek apakah banjir, karena takutnya ada yang kepleset. Karena ini toilet kering ya, jadi semua harus terjaga tetap kering,” ujar perempuan 40 tahun itu.
Pelayanan toilet layaknya di layanan publik seperti mal. Setiap beberapa menit sekali selalu dibersihkan dan dipastikan kering lantainya.

Di dalam toilet tertera aturan tidak boleh mandi. Terlebih buang air kecil di lantai. Ini akan mengotori lantai toilet. Juga dilarang merokok. Tantangan pun diterima para petugas, untuk terus mengedukasi para tamu. Agar dapat mengikuti aturan yang ada.

Baca Juga: Berperilaku Cabul, Penjaga Toilet Umum Alkid Dicokok Polisi

“Tapi pengunjung ada yang cuci kaki, pipis di lantai. Padahal sudah ada peraturannya, tapi kami nggak lelah untuk ngasih tahu terus,” jelasnya.
Ada pengunjung yang mengapresiasi kerja para petugas. Sebab tetap menjaga dan memastikan toilet umum itu dalam keadaan yang bersih dan rapi. Tak selayaknya seperti toilet umum yang terkesan ada bau dan kumuh.

“Ada yang baru kali pertama ke sini. Dia pikir bukan toilet kok kayak di mal. Ada yang mengira ini (stasiun) MRT dan kayak toilet di luar negeri. Ditambah gratis, tidak dipungut biaya,” terangnya.

Toilet itu dijaga delapan petugas terbagi dua shift, yakni shift pagi dan sore. Mereka yang memastikan toilet tetap aman, nyaman, bersih dan rapi setiap harinya. Toilet itu biasa dikunjungi 300-400 pengunjung setiap weekdays. Dan 1.000-2.000 orang setiap weekend.

Baca Juga: Ngobrolin Sumbu Batas Garis Imajiner sampai Toilet

Seorang pengunjung Rahma Renata Hamzah mengatakan, toilet ini sangat nyaman, bersih, rapi dan jauh dari kesan bau tak sedap. Tempatnya juga sangat strategis, di tengah pusat pariwisata. Toiletnya juga sudah modern layaknya di tempat publik lain seperti mal.

“Bagi kami wisatawan luar daerah sangat terbantu apabila ingin mencari toilet dekat pusat Malioboro, apalagi tempatnya bersih dan nyaman. Ini cukup membantu kami yang tidak tahu sudut mana ada toilet umum yang dekat dengan Malioboro,” kata wisatawan asal Bandung ini. (laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)