RADAR MAGELANG – Kawasan Geopark Gunung Sewu bersiap revalidasi atau evaluasi kelayakan untuk mempertahankan kelayakan di UNESCO. Pada revalidasi kedua, rencananya asesor UNESCO Global Geopark (UGG) akan datang akhir bulan depan.
Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul Harry Sukmono mengatakan, validasi pertama dilakukan di 2019. Kemudian revalidasi kedua rencananya dilakukan pada akhir Juli 2023. Sebelum revalidasi kawasan Geopark Gunung Sewu mendapatkan dua kali kunjungan untuk pemeriksaan.”Pertama dari tim Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI), kedua Wakil Presiden UGG, Ibrahim Komoo,” kata Harry Sukmono Rabu (14/6/23).
Berdasarkan catatan dua tim (assesor), ada beberapa yang perlu dipersiapkan terutama papan informasi. Selain itu layanan umum seperti fasilitas kebersihan dan sarana pendukung yang lain.’Beberapa catatan ini segera dilakukan tindak lanjut, sehingga saat revalidasi bisa berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Baca Juga: Gunung Sewu Dibelah, Tanah Juga Dikeruk
Dalam rangka persiapan validasi kedua, dan bersamaan dengan satu dasawarsa Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, akan menggelar acara di Gunung Api Purba, Nglanggeran, Patuk. Acaranya Geopark Night Specta pada Sabtu 17 Juni 2023, dan paginya seminar mini dihadiri ahli Geologi UPN Veteran Jogjakarta, dan Badan Otorita Borobudur.”Peserta seminar berasal dari anggota Gunung Sewu UNESCO Global Geopark,” jelasnya.
Gunung Sewu yang membentang di Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah hingga Kabupaten Pacitan, Jawa Timur sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark. Sesuai hasil simposium di Totton City, Jepang, 19 September 2015.”Di dalamnya memiliki 33 Geosite, dan untuk Kabupaten Gunungkidul memiliki 13 geosite salah satunya Gunung Api Purba Nglanggeran,” ucapnya.
Dia menjelaskan, event Geopark Night Specta 5 bakal dimeriahkan penyanyi Woro Widowati, NdarBoy dan Doni Saputro di Amphi Theater Embung Nglanggeran. Temanya Satu Dasawarsa Gunung Sewu UNESCO Global Geopark.”Event ini sekaligus sebagai upaya kami untuk mempertahankan kelayakan di UNESCO,” terangnya.
Baca Juga: Dana Keistimewaan Untuk Pengembangan Kawasan Gunung Sewu
Tujuan lainnya, mendorong peningkatan jumlah wisatawan dan menambah lama tinggal di kawasan wisata Gunungkidul. Khususnya kawasan Gunung Api Purba dan sekitarnya, karena acara berlangsung dari pagi hingga malam hari.”Melalui event ini diharapkan jumlah kunjungan wisatawan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul akan terus meningkat,” kata dia.
General Manager (GM) Gunung Sewu UGG Budi Martono mengatakan, perjuangan mendapatkan status di UNESCO tidak mudah. Sempat ditolak, dan akhirnya ditetapkan menjadi geopark Nasional pada 13 Mei 2013 oleh komite Nasional Geopark Indonesia.”Jadi ini tidak mudah (mempertahankan keanggotaan di UNESCO),” kata Budi Martono.
Mantan Sekda Kabupaten Gunungkidul ini melanjutkan, September 2013 diusulkan menjadi Geopark Global. Kemudian pada 19 September 2015, Gunung Sewu baru dinobatkan sebagai anggota Global Geoparks Networks kedua dari Indonesia, setelah Geopark Gunung Batur pada 2012 pada “The 4th Asia-Pacific Geoparks Network (APGN), San’in Kaigan Symposium, Tottori-Jepang.”Geopark Gunung Sewu memiliki luas 1.802 kilometer persegi terbagi menjadi tiga geoarea,” ujarnya. (gun/din/sat)