Neutron Yogyakarta

Tertinggi, Peminat Jalur Zonasi Radius

Tertinggi, Peminat Jalur Zonasi Radius
(GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA)

RADAR MAGELANG – Meski hanya memiliki kuota 5 persen dari daya tampung, zonasi radius menjadi jalur yang diminati calon siswa paling tinggi. Seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB) jenjang SMA/SMK jalur zonasi radius sudah dimulai kemarin (19/6) hingga hari ini (20/6).

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIJ Didik Wardaya mengatakan, peminat jalur zonasi radius tergolong tinggi. Rata-rata bisa melebihi kuota yang ditetapkan hanya 5 persen dari daya tampung di tiap sekolah. Ini terjadi di sekolah favorit khususnya.

“Cukup banyak peminatnya. Terutama di sekolah yang dianggap favorit oleh masyarakat. Misalnya SMAN 3 Jogja yang mengajukan sampai 56 lebih. Tapi setelah diverifikasi, tidak sampai segitu,” katanya kemarin (19/6).

Didik menjelaskan, penerimaan calon siswa baru jalur zonasi radius untuk SMK maupun SMA adalah berdasarkan jarak radius tempat tinggal dengan sekolah. Radius penerimaan itu mempertimbangkan kepadatan penduduk dan luasan sekolah, sehingga jarak radius tiap sekolah akan berbeda. Rincian jarak radius tercantum dalam SK kepala Disdikpora DIJ.

Untuk mengantisipasi adanya ketidaksesuaian data dan kondisi di lapangan terkait alamat siswa, sekolah telah melakukan pengecekan langsung ke tempat tinggal calon siswa. “Memang banyak yang mengajukan. Kadang-kadang yang mengajukan jaraknya jauh tapi juga mengajukan. Kan disaring ya, mana yang harus diverifikasi,” ujarnya.

Menurutnya, tujuan diadakannya jalur zonasi radius adalah untuk mendorong peningkatan akses layanan pendidikan. Sehingga masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah dapat menimba ilmu di sekolah terdekat.

“Zonasi radius itu bagian dari upaya bina lingkungan masing-masing sekolah terhadap lingkungannya. Jangan sampai ada anak yang tinggal bertahun tahun di situ justru tidak punya kesempatan sekolah di situ,” jelasnya.

Didik menyebut meski banyak peminat, tidak akan menambah kuota penerimaan jalur zonasi radius. Ini karena pelajar yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah rata-rata hanya sebesar 5 persen dari total daya tampung sekolah.

“Anak yang benar-benar penduduk di situ itu sebenarnya prediksi kita hanya sekitar 5 persen. Yang jadi masalah kan titip KK dan sebagainya masih ada,”  tambahnya. (wia/laz)

Lainnya

Exit mobile version