Neutron Yogyakarta

Warga Berinisiatif Singkirkan Material Bukit Longsor

Warga Berinisiatif Singkirkan Material Bukit Longsor
INI HASILNYA - Kerja bakti warga Kalurahan Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari berhasil membuka akses jalan yang sebelumnya hilang tertimbun longsor.Warga Tegalrejo untuk Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Lima bulan berlalu, kejadian bukit longsor menutup jalan kabupaten di Kalurahan Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari belum ditangani Pemkab Gunungkidul. Agar bisa dilalui pejalan kaki maupun kendaraan roda dua, warga berinisiatif menyingkirkan material longsoran dengan cara kerja bakti.

Carik Tegalrejo, Sugiyanto mengatakan,  longsor menutup jalan berlangsung sejak 16 Februari 2023. Sangat mengganggu mobilitas masyarakat. Material berupa tanah dan bebatuan menimbun jalan, warga terpaksa memutar sejauh enam kilometer untuk bisa beraktivitas.”Kemudian muncul inisiatif warga membuka jalan. Kerja bakti dimulai sejak pertengahan April,” kata Sugiyanto saat dihubungi Rabu (21/6/23).

Kerja keras lambat laun membuahkan hasil. Dengan peralatan sederhana, kondisi jalan saat sekarang bisa dilalui. Warga terus kerja bakti agar dapat dilalui dan meminimalisir potensi rawan longsor susulan.“Mobil  bisa lewat asalkan berani melintas karena sampingnya jurang sangat dalam dan tidak ada pengaman,” ujarnya.

Baca Juga: Sebuah Bukit Longsor, Dampak Cuaca Buruk di Sebagian Wilayah DIJ

Diakui, upaya membuka jalan tertutup longsor bersifat sementara. Tidak aman dilintasi saat memasuki musim penghujan, karena rawan longsor susulan. Karena itu pihaknya berharap kepada pemerintah agar segera ditangani supaya jalur bisa benar-benar aman dilintasi.”Pangkal longsor diperkirakan memiliki ketinggian sekitar 100 meter dan lebar 80 meter,” jelasnya.

Dia menjelaskan, total ada tujuh padukuhan yang mengandalkan jalan ini untuk beraktivitas. Ketujuh padukuhan meliputi Ketelo, Gupit, Cremo, Ngipik, Hargosari, Soko dan Padukuhan Batuturu.”Kami berharap semua material longsoran bisa segera ditangani agar aktivitas warga kembali normal,” ujarnya.

Menurut dia, jalur alternatif sebelumnya dinilai terlalu jauh dan secara geografis juga berbahaya karena terlalu ekstrem. Berbahaya bagi warga maupun anak-anak sekolah yang beraktivitas. Sarjono mengaku tidak tahu pasti kendala lapangan sehingga belum bisa ditangani oleh pemerintah.”Kalau sebelumnya kan karena faktor cuaca,” ucapnya.

Baca Juga: Dewan Minta Pemkab Gunungkidul Lebih Utamakan Perbaikan Jalan Rusak daripada Wajah Kota 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Sumadi mengatakan, penanganan tanah longsor di Tegalrejo sudah dibahas dengan Bappeda, dan DPUPRKP (Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman) Kabupaten Gunungkidul.”Bisa dikonfirmasi lanjutan,” kata Sumadi.

Terpisah, pejabat di lingkungan DPUPR  Kabupaten Gunungkidul belum dapat dimintai tanggapan terkait dengan progres penanganan longsor di Tegalrejo, Gedangsari. (gun/din)

Lainnya