Neutron Yogyakarta

Narkoba Modus Baru, Bareskrim Polri Grebek Pabrik Keripik Pisang Narkotik dan Happy Water di Jogjakarta

Narkoba Modus Baru, Bareskrim Polri Grebek Pabrik Keripik Pisang Narkotik dan Happy Water di Jogjakarta

RADAR MAGELANG – Bareskrim Polri dan Ditresnarkoba Polda Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) berhasil membongkar pabrik produksi narkotika modus baru. Lokasinya di Potorono dan Banguntapan Bantul. Wujudnya berupa keripik pisang bumbu narkotika dan cairan Happy Water.

Temuan pabrik ini berawal dari ungkap kasus di Cimanggis, Depok, Jawa Barat sebagai lokasi pemasaran. Berlanjut dengan lokasi di Kaliangking, Magelang, Jawa Tengah yang menjadi lokasi pabrik keripik pisang narkotik. Setelahnya menuju Jogjakarta tepatnya Potorono sebagai lokasi pabrik keripik pisang narkotik dan Banguntapan sebagai pabrik cairan Happy Water.

“Ungkap kasus ini berawal dari tim patroli siber yang menemukan beberapa akun media sosial berjualan cairan Happy Water dan Keripik Pisang Narkotik. Kecurigaan berawal karena followers dari akun ini banyak. Hingga akhirnya diselidiki selama sebulan dan lakukan undercover buy,” jelas Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada di lokasi pabrik Banguntapan Bantul, Jumat (3/11).

Tim, lanjutnya, melakukan penggrebekan di lokasi Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Kamis (2/11). Hingga akhirnya ditemukan barang bukti berupa Happy Water dan Keripik Pisang Narkotik. Setelahnya berlanjut ke sejumlah pabrik produksi di Magelang dan Jogjakarta.

Sebanyak delapan tersangka diamankan dalam penggrebekan ini. Diantaranya MAP yang berperan sebagai admin media sosial, D sebagai admin rekening, AS pengambil hasil produksi dan penjaga gudang. Adapula BS, EH, MRE, AR dan R yang berperan sebagai koki.

“Ini bukan narkoba jenis baru, hanya modusnya yang baru. Para pelaku ini sudah mendirikan pabrik produksi selama satu bulan dengan pemasaran melalui media sosial,” katanya.
Dari penggrebekan ini Polisi berhasil menyita beragam barang bukti. Diantaranya 426 bungkus keripik pisang narkotik berbagai ukuran 2022 botol Happy Water berukuran 10 mililiter. Adapula 10 kilogram bahan baku narkotika yang menjadi campuran utama.

“Untuk Happy Water dijual Rp 1,2 juta. Keripik dijual berbagai kemasan, ada kemasan 500 gram, 200 gram, 100 gram, ada kemasan 75 gram dan 50 gram dengan harga bervariasi antara Rp 1,5 juta sampai Rp 6 juta,” ujarnya.
Atas aksinya para tersangka dijerat pasal berlapis.

Diantaranya Pasal 114 Ayat (2) Jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara atau pidana seuur hidup atau pidana mati. Selain itu juga denda maksimal Rp 10 Miliar.
Selain itu juga subsider Pasal 113 Ayat (2) Jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009. Lebih Subsider Pasl 112 Ayat (2) Jo Pasal 132 Ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
“Kami juga masih memburu para pelaku yang menjadi otaknya dan kini DPO. Untuk yang kita tangkap mayoritas adalah pengolah yang memproduksi sesuai arahan dari para DPO ini,” katanya. (dwi)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version