Neutron Yogyakarta

Harumkan Nama Indonesia, Didiet Maulana Padukan Aksen Lipit dengan Baju Bodo-Kemben di NYFW SS 2024

Harumkan Nama Indonesia, Didiet Maulana Padukan Aksen Lipit dengan Baju Bodo-Kemben di NYFW SS 2024
JEMPUT IMPIAN: Didiet mempersiapkan koleksi Wiron by Ikat Indonesia sebelum pergelaran busana Indonesia Now. (IG: DIDIETMAULANA)

RADAR MAGELANG – Didiet Maulana menjadi desainer Indonesia lain yang juga unjuk karya dalam sesi Indonesia Now di New York Fashion Week Spring/Summer (NYFW SS) 2024 pada September lalu. Di Spring Studios, New York, pemilik label Ikat Indonesia itu melansir koleksi busana ready-to-wear terbarunya, Wiron.

Didiet mengaku sukses menembus NYFW SS 2024 berkat Indonesia Now. Sekitar empat bulan lalu, Indonesia Now mengontaknya. ’’Langsung saya kasih portofolio saya,” kata desainer 42 tahun itu dalam jumpa pers virtual beberapa waktu lalu.

Begitu mendapat kabar bahwa karyanya akan tampil perdana di NYFW, Didiet langsung sibuk. Dia segera mencari ide terbaru untuk koleksinya. Tentu saja tidak sekadar mengusung ciri khas wastra ala Ikat Indonesia, tapi juga harus sesuai dengan tren global musim semi dan musim panas. Yang lebih penting adalah mencari tahu gaya berbusana sepeti apa yang diminati pasar New York.
Didiet kemudian mengamati acuan tren mode dunia. Salah satunya WGSN. Dia lantas menemukan warna nutshell, fondant pink, cyber lime, dan earth-tone yang cocok dipadukan dengan keindahan tropis Indonesia. Berdasar riset, Didiet juga percaya diri bahwa potongan feminin seperti rok panjang dan dress dengan aksen pleats atau lipit bakal menjadi tren pada awal tahun depan.

Aksen lipit inilah yang kemudian dieksplorasi Didiet dalam koleksi Wiron. Dalam bahasa Jawa, wiron artinya lipit atau aksen yang kerap ditemukan pada kain padanan kebaya maupun busana etnik lainnya. ”Ini menunjukkan bahwa kita di Indonesia sudah punya fashion vocabulary atau gaya yang sesuai tren dunia,” jelas Didiet.

Ciri khas Didiet dan Ikat Indonesia yang konsisten dengan wastra tecermin dalam penggunaan kain tenun ikat dan lurik dari berbagai daerah di Indonesia. Selain aksen lipit dan motif tenun, Didiet juga mengadaptasi siluet oversized. Dia menjelaskan bahwa siluet itu mirip dengan baju bodo khas Bugis yang berpotongan longgar atau lebar. Ada juga brallete, yang menyerupai desain kemben tradisional Indonesia.
Dengan mengadaptasi siluet busana tradisional ke runway NYFW, Didiet ingin menunjukkan bahwa fashion di Indonesia sebenarnya sangat sejalan dengan tren dunia. Termasuk busana etnik. ’’Perlu ada penyesuaian terminologi dari fashion lokal ketika dibawa ke dunia fashion internasional,” tambah Didiet.

Upaya Didiet disambut baik. Saat pergelaran Indonesia Now, para fashionista dan media New York menaruh perhatian pada perpaduan gaya urban dan motif etnik karya Didiet. Peluang kerja sama pun terbuka. Didiet mengatakan bahwa ada dua hingga tiga multibrand store yang tertarik berkolaborasi dengan Ikat Indonesia. Namun, semuanya masih dalam tahap diskusi dan penjajakan. ’’Banyak yang harus dibahas, seperti skalabilitas. Mohon doanya,ya,” pungkas Didiet. (Glandy Burnama/JawaPos)

Lainnya

Exit mobile version