Neutron Yogyakarta

 Gesper Jadul, Sangar, tapi Hati Tetap Hello Kitty

 Gesper Jadul, Sangar, tapi Hati Tetap Hello Kitty
Aldi Kelvian.Gunawan/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Gesper, sabuk atau ikat pinggang zaman dulu bentuknya unik, terutama bagian kepalanya. Tapi kalau salah pilih model gesper, malah bisa jadi bahan tertawaan banyak orang. Seperti pengalaman salah seorang pengguna gesper lawas ini.

Adi Kelvian, warga Kapanewon Paliyan, Gunungkidul, lahir di akhir tahun 90-an. Dia punya kenangan manis saat menjadi pengguna gesper jadul. Menginjak remaja, selalu ingin update trend fashion.
Nah, yang diikuti adalah model gesper berkepala besar bentuk bulat bergerigi panjang. “Ya, tidak panjang-panjang banget, yang penting orang bisa melihat,” kata Adi.

Agar tampak jelas dipnadang, memakai gesper lawas ada triknya. Baju atau kaus oblong bagian ujung depan dimasukkan ke dalam celana. Ingat, hanya bagian depan saja dan untuk lingkaran pinggang baju atau kaos dibiarkan keluar.

Baca Juga: Gunungkidul Butuh 67 Orang untuk Menjabat Perangkat Kalurahan, Minat?

“Intinya baju atau kaus ujung depan dimasukkan ke celana bagian depan supaya kepala gesper bisa dilihat orang,” kelakarnya.
Tapi apesnya, niat hati tampil sangar tak sesuai kenyataan. Bukannya terlihat gagah perkasa, namun justru menjadi bahan guyonan teman-temannya. Ikat pinggang yang dibeli dengan tujuan menjadi pusat perhatian memang kesampaian. “Tapi tidak sesuai harapan,” ujarnya sambil melepas tawa.

Bagaimana tidak, lanjut Aldi, ketika sedang berkumpul dengan teman-temannya ada insiden. Berangkat dari rumah penuh percaya diri. Optimistis gesper miliknya membuat kawan-kawan terpana.

“Tapi malah digeguyu, jarene mirip mekel jeksen (Michael Jackson). Ayo gek ndang joget (ayo terus joget-joget),” ucapnya menirukan suara teman-temannya yang seolah puas menertawakan.

Baca Juga: Persiba Bantul Akan Kenalkan 27 Pemain dan Jersey di Gunungkidul

Meski pengalaman memakai gesper lawas berujung ‘petaka’ namun Aldi kini mengaku bahagia. Pengalaman masa lalu terasa sangat indah untuk diceritakan. Memori bercanda bersama sahabat lama sangat berkesan.
“Sekarang sudah jarang bertemu karena sama-sama sibuk. Mudah-mudahan mereka baca cerita melalui berita di koran ini,” ujarnya. (gun/laz)

Lainnya

Exit mobile version