Neutron Yogyakarta

Jadi Identitas, Pakai Spike Stud 23 Tahun

Jadi Identitas, Pakai Spike Stud 23 Tahun
Antolele konsisten menggunakan gesper spike stud selama 23 tahun.Wulan Yanuarwati/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Gesper dengan tambahan spike stud pernah terkenal di era 2000-an. Spike stud merupakan aksesori tambahan berbentuk piramid, bisa diaplikasikan di ikat pinggang, tas maupun jaket jeans.

Antolele, 40, seorang karyawan swasta bidang seni pertunjukan mengaku masih menggunakan gesper spike stud hingga saat ini. Ale, panggilannya, mengaku sudah memakai sudah 23 tahun.

“Saya kenal gesper sejak pindah, sekolah di Jogja. Saya asli Kendal, terus kuliah Jogja ketemu teman-teman sing menurutku cocok. Mereka seneng sama musik punk dan dari situ saya mencoba mengaplikasikan apa yang mereka pakai,” ungkapnya, Jumat (10/11).

Baca Juga: Airnya Kebiruan, Jadi Surga Tersembunyi di Magelang, Yuk Akhir Pekan Wisata ke Udal Kali Gumuk

Selama 23 tahun Ale mengaku menggunakan ikat pinggang dengan banyak variasi. Misalnya yang ada besi lancip dan piramid, ada yang bulat, hingga berbentuk lancip. Ale lebih senang menyebutnya “sabuk”.

“Iya udah 23 tahun, gonta ganti. Pernah punya sabuk awet, lebih dari 10 tahun tapi bentuknya sabuk bolong-bolong rata,” ujarnya.
Bahkan Ale mengaku sabuk yang dia pakai saat ini merupakan hasil kreasinya sendiri. Saat pandemi Covid-19, karena banyak waktu di rumah, dia membuat sabuknya sendiri.

“Sekarang yang saya pakai udah tiga tahun dan bikin dewe. Beli istilah e stud, jenis besi yang bisa untuk sabuk bisa, jaket bisa atau tas. Bentuk e kayak piramid dan lancip-lancip,” jelasnya.

Baca Juga: Rekomendasi Destinasi Wisata yang Harus Dikunjungi saat ke Jepang

Lebih lanjut Ale mengaku apa yang dia pakai tidak hanya sebagai aksesori karena bekerja di bidang seni. Namun menambah kepercayaan dirinya.
“Nambah percaya diri. Aku dandan kayak gitu lebih PD terus pakai sabuk juga. Merasa keren saat pakai sabuk ini,” ujarnya.

Menurutnya wajar jika aksesori semacam itu dikatakan tua oleh sebagain orang. Tapi, menurutnya, aksesori itu keren dan meski sudah puluhan tahun pernah ngetren, tetap keren jika dipakai.

“Menurutku ini ga lekang waktu, jadi sampai kapan pun masih tetap pantes dipakai. Kalau untuk pendapat orang lawas mungkin karena merasa tua, style berbeda,” ujarnya.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Wisata Kuliner Malam di Jogja yang Wajib Kamu Coba, Dijamin Bikin Nagih !

Kemudian kebiasaan memakai sabuk biasa, tambah dia, mungkin kantor gak perbolehkan juga bisa. “Biasanya aku pakai sak jebol e. Aku kudu duwe sabuk ini karena seneng. Identitas,” tandasnya. (lan/laz)

Lainnya