Neutron Yogyakarta

BPBD Sleman Pastikan Awan Panas Guguran Tidak Menimbulkan Hujan Abu Vulkanik

BPBD Sleman Pastikan Awan Panas Guguran Tidak Menimbulkan Hujan Abu Vulkanik
Tangkapan Layar

RADAR MAGELANG – Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas pada Jumat (1/12) malam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menyebut, dampak dari peristiwa tersebut tidak menimbulkan hujan abu vulkanik.

Hal ini karena adanya hujan di puncak Gunung Merapi. Sehingga ada kemungkinan abu vulkanik dampak guguran awan panas larut bersama air. “Puncak hujan, abu vulkanik aman,” beber Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan Jumat (1/12/2023).

Sebagaimana diketahui, awan panas guguran di Gunung Merapi terjadi dua kali. Pertama pada pukul 19.27 dengan durasi 228 detik amplitudo maksimal 40 mm. Guguran tersebut memiliki jarak luncuran 2.000 meter ke arah barat daya menuju Kali Bebeng.

Baca Juga: Merapi Luncurkan Dua Kali Awan Panas Guguran, Masyarakat Diminta Tingkatkan Kewaspadaan

Sementara guguran kedua, terjadi pada pukul 19.47 dengan durasi 132 detik amplitudo maksimal 42 mm. Adapun jarak luncurannya mencapai 1.200 meter ke arah selatan menuju Kali Boyong.
Makwan memastikan, jarak luncur masih dalam zona rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Dari informasi yang diterima Radar Jogja, dampak guguran Gunung Merapi justru terjadi di kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Dua desa di kecamatan tersebut yakni Jrakah dan dusun Stabelan diketahui mengalami hujan abu vulkanik. (inu/eno)

Lainnya