RADAR MAGELANG – Sebuah video viral menunjukkan seorang siswi SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung sebagai korban kejam perundungan yang telah menyebabkannya jatuh dalam kondisi depresi.
Dalam rekaman yang tersebar luas, korban terlihat dipaksa untuk berbicara dengan suara desahan dan menjulurkan lidahnya sendiri.
Tidak hanya itu, aksi keji tersebut juga mencakup tindakan asusila, di mana korban dipaksa memegang dada sendiri.
Berdasarkan keterangan yang diberikan korban kepada pamannya bernama Andi, perundungan tersebut sudah berlangsung sejak bulan Juli 2023 dan terakhir kali terekam pada Kamis lalu oleh teman sekelasnya.
Baca Juga: Rentetan Hasil Minor, Paulo Sitanggang Rindukan Kemenangan Bersama Rans Nusantara
“Pada awalnya, dia tiba-tiba menangis dan teriak seperti ketakutan. Setelah tenang, akhirnya dia mau menceritakan apa yang dialaminya,” ungkap Paman Korban, Andi.
Sejak peristiwa tersebut, korban enggan masuk sekolah dan akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan pengalaman traumatisnya.
Paman Korban, bersama kakak kandung korban yang berinisial CP, melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Bandar Lampung dengan nomor laporan LP/B/1772/XII/2023/SPKT/Polresta Bandar Lampung/Polda Lampung.
Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Dennis Arya Putra, mengonfirmasi penerimaan laporan tersebut.
“Benar adanya laporan tersebut tadi malam,” kata Kasat.
Baca Juga: Belajar Mengikhlaskan Kehilangan Dalam Film Ketika Berhenti di Sini
Sebelumnya, pada Rabu 6 Desember 2023, akun X @Pa_C1 mengungkapkan kronologi perundungan yang dialami korban di sekolah.
Guru di sekolah tersebut diketahui mengetahui tindakan perundungan, namun hanya diam tanpa memberikan tindakan apapun.
Awalnya, korban dibawa ke kamar mandi, dipaksa membuka baju, dan direkam.
Di dalam kelas, korban dikelilingi oleh teman sekelas yang memaksa untuk melakukan adegan asusila.
Korban dipaksa mendesah sambil meraba-raba bagian dada, yang kemudian diabadikan dalam video untuk disebar oleh para pelaku.
Baca Juga: Sony Mulai Pulihkan Akun PlayStation yang Terkena Banned
Ancaman penyebaran video dan pemerasan uang saku yang dilakukan secara berulang-ulang telah membuat korban tenggelam dalam depresi.
Tindakan keji ini juga disaksikan oleh sejumlah guru, yang sayangnya tidak mengambil langkah apapun untuk menghentikan perundungan tersebut.
Kini, pihak berwajib akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini, sambil memberikan dukungan psikologis dan konseling kepada korban agar dapat pulih dari dampak traumatis yang dialaminya.(bah)