RADAR MAGELANG – Di hadapan 2.700 nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Kabupaten Magelang, Presiden RI Joko Widodo mengingatkan agar berhati-hati dalam mengelola uang pinjaman. Selain itu, dia meminta agar mereka bekerja keras dan disiplin dalam membayar cicilan.
Jokowi mengaku, sudah hampir empat tahun tidak berjumpa dengan para nasabah PNM Mekaar. Dia senang, semangat nasabah yang kebanyakan merupakan ibu-ibu itu sangat tinggi. Menurut dia, di 2024, yang pertama berjumpa adalah nasabah dari Kabupaten Magelang. “Saya senang, karena semangatnya masih semangat 45,” paparnya di Stadion Gemilang, Senin (29/1).
Dia pun berpesan kepada para nasabah untuk tetap jujur, kerja keras, dan disiplin. Jokowi mencontohkan, misal mengambil kredit Rp 5 juta waktu pulang lihat televisi yang kecil, kemudian ingin beli yang lebih besar. Padahal uang yang dipinjam itu harus dikembalikan. “Ibu-ibu bisa beli televisi atau beli mobil, silakan. Tapi, dari tabungan keuntungan (usaha), bukan dari pinjaman pokoknya,” imbuhnya.
Hingga 2023, total anggaran yang tersalurkan sebanyak Rp 72 triliun. Selama ini, dia menilai, para nasabah taat dalam mencicil pinjaman. Untuk itu, dia meminta agar para nasabah disiplin dalam membayar cicilan tersebut. Menurutnya, ketika tidak disiplin, usahanya tidak akan naik kelas. Para nasabah juga harus bekerja keras dalam mengembangkan usahanya.
Dalam kesempatan itu, dia menceritakan pengalamannya selama bekerja. Jokowi mengaku pernah bekerja sejak Subuh hingga tengah malam. Dalam tiga tahun, dia usaha mulai dari nol dan sudah bisa ekspor. “(Ekspor) dalam jumlah kontainer, bukan kecil. Kenapa? Karena saya kerja keras dan disiplin mencicil ke bank,” ungkapnya.
Setelah sukses ekspor, pihak bank justru menawarkan pinjaman lebih besar kepadanya. Hanya saja, dia memiliki banyak pertimbangan untuk menerima tawaran tersebut. Karena keterbatasan kemampuannya. “Itulah dunia usaha. Ya memang butuh kerja keras dan saya sangat menghargai kerja keras ibu-ibu,” sambungnya.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengutarakan, program yang selama ini dicanangkan harapannya dapat membantu masyarakat dalam menggerakkan usahanya. Bagi PNM, program ini menjadi amal ibadah bagi nasabah yang berusaha memenuhi kebutuhan dan menambah pendapatan keluarganya.
Dia menyebut, ada 19,7 juta nasabah yang telah dibiayai oleh PNM. Namun, yang menjadi nasabah aktif sebanyak 15,2 juta orang. Nasabah tersebar di 6.165 kecamatan dan dikelompokkan dalam 831 ribu kelompok, dengan pendamping di lapangan 63 ribu orang. “Kalau di Kabupaten Magelang ada 64 ribu nasabah,” ujar dia.
Dari jumlah itu, ada sekitar 268 ribu nasabahnya yang sudah meninggal dunia. Tetapi masih mendapatkan pembiayaan dan memiliki outstanding atau utang yang belum terbayarkan. (aya/pra)