Neutron Yogyakarta

Kembalikan KDB ke Angka Empat Persen, TWC Akan Relokasi Ribuan Pedagang ke Kampung Seni Borobudur

Kembalikan KDB ke Angka Empat Persen, TWC Akan Relokasi Ribuan Pedagang ke Kampung Seni Borobudur
DOA BERSAMA: Ribuan pedagang di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur mengikuti mujahadah sebagai bentuk penolakan pemindahan pedagang Sabtu (3/2). (Naila Nihayah/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Lokasi berjualan pedagang di zona dua kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur nantinya akan dijadikan sebagai cultural park atau area terbuka. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan koefisien dasar bangunan (KDB) di area Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur ke angka empat persen.

General Manager TWC Unit Borobudur Jamaludin Mawardi menjelaskan, angka tersebut adalah persentase yang ditetapkan di guideline Masterplan Japan International Cooperation Agency (JICA) tahun 1979. Namun realitanya, bangunan di kawasan Borobudur hampir mencapai 13 bersen.

Ketika hendak mengembalikan KDB ke angka empat persen, lanjut Jamal, ada bagian dari area TWC Borobudur yang harus dikosongkan fungsinya menjadi area terbuka. Satu di antaranya adalah area pedagang yang berada di zona dua. Pedagang yang ada di sana, rencananya akan dipindahkan ke Kampung Seni Borobudur di Lapangan Kujon yang masih dalam tahap pembangunan.

Kampung seni itu harapannya menjadi tempat bernaung yang baru bagi para pedagang di zona dua untuk beraktivitas. “Mereka tidak kita hilangkan aktivitasnya dalam berjualan. Tidak kita kurangi aktivitas mereka berinteraksi dengan pengunjung. Mereka tetap kita kasih kesempatan,” tegasnya Sabtu (3/2).

Bahkan dengan adanya Kampung Seni Borobudur, suasana hingga tata letak kios praktis akan lebih bagus dan tertata. Termasuk parkir. Dia berharap, wisatawan mendapat kesan yang lebih baik selain pelayanan masuk ke Candi Borobudur. “Begitu memasuki kawasan pedagang di kampung seni, kesannya mereka (pedagang, Red) lebih naik kelas,” imbuhnya.

Jamal menegaskan, penataan itu selaras dengan pemenuhan KDB yang ditetapkan UNESCO dan harus dipenuhi jika Candi Borobudur masih ingin masuk dalam daftar world heritage. “Sehingga upaya yang dilakukan adalah meng-in line-kan semua proses pembangunan fisik di DPSP Borobudur,” paparnya.

Di hari yang sama, ribuan pedagang di zona dua kompleks TWC Borobudur kembali menggelar mujahadah atau doa bersama Sabtu (3/2). Mereka bersikukuh menolak rencana pemindahan para pedagang ke Kampung Seni Borobudur. Lantaran khawatir jika upaya pemindahan itu membuat dagangannya tidak laku.

Seorang pedagang nasi Beti Setianti mengaku khawatir jika dagangannya tidak laku ketika pindah ke lokasi baru. “Apalagi (kampung seni, Red) jauh dari candi. Padahal saya di sini sudah 15 tahun,” ujarnya.

Keresahan serupa juga dirasakan oleh penjual batik Sulistriyani. Dia mengaku sudah nyaman berjualan di zona dua. Ketika para pedagang dipindah, praktis akan jauh dari Candi Borobudur. “Kalau di sana masak pengunjungnya mau belanja. Di sini saja sudah susah jualannya,” akunya.

Terlebih, daya beli pengunjung dinilai terjun bebas pascapandemi. Meski sudah menjadi endemi, tapi antusiasme pengunjung belum pulih seperti semula. Dia yang sudah berjualan sejak 12 tahun lalu itu berharap agar pemerintah memikirkan nasib para pedagang dan tidak memindahkannya ke lokasi baru. (aya/eno)

Lainnya