Neutron Yogyakarta

Data Pusat dan Daerah Tidak Sinkron

Data Pusat dan Daerah Tidak Sinkron
dr Majid Rohmawanto ( AHMAD SYARIFUDIN/RADAR JOGJA )

RADAR JOGJA – Data jumlah warga Kota Magelang yang dinyatakan positif terpapar virus korona (Covid-19) dinilai tidak sikron. Data yang dipaparkan pemerintah pusat tidak sama dengan data dari daerah.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang telah berusaha menjalin komunikasi terkait hal tersebut. “Mangga dikroscek di pihak sana agar dikoreksi,” tegas Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Kota Magelang dr Majid Rohmawanto saat dihubungi Kamis (12/7).

Saat dilakukan pengecekan di aplikasi Bersatu Lawan Covid-19 (BLC) diperoleh ada akumulasi 53 pasien warga Kota Magelang positif Covid-19. Padahal, data yang dimiliki dinkes hanya tercatat ada 33 pasien.

“Dirawat di berbagai rumah sakit ini. Kami sudah melakukan konfirmasi ke sana ada beberapa kelemahan data,” jelasnya.

Menurutnya, dalam data tersebut beberapa rumah sakit rujukan disebutkan beberapa kali. “Misalnya RSUD Tidar disebut tiga kali. RST dr Soedjono disebut enam kali. RSJ dr Soerojo tiga kali. RS Budi Rahayu tiga kali. Dengan masing-masing jumlah pasien beda-beda,” jelasnya.

Majid memastikan selisih angka dalam data tersebut bukan dari warga pemegang kartu tanda penduduk (KTP) Kota Magelang yang dirawat di luar kota. “Di situ disebutkan jelas sebarannya di rumah sakit ini. Kami sudah melakukan konfirmasi PHEOC (Public Health Emergency Operation Center),” ungkapnya.

Majid meneyatakan, data yang dikelola Pemkot Magelang dan Pemprov Jateng telah singkron. “Kalau kami di Kota Magelang terintegrasi dengan provinsi. Kalau kami dengan provinsi, sama,” jelasnya.

Dia mengau tidak tahu bagaimana BLC menghimpun data. Pihaknya hanya berkewajiban memasukkan data ke laman web corona.jatengprov.go.id. “Kalau masih selisih, kami tidak tahu selisihnya bagaimana,” jelasnya.

Saat ini Kota Magelang masih dalam kategori zona oranye. Hal itu didasarkan evaluasi pada 26 Juni.

“Nilai kami 2,35. Ada 15 indikator. Beberapa faktor risiko, bagus. Yang membuat kami agak kurang, insident rate. Itu berat sekali karena per seratus ribu penduduk,” jelasnya. (asa/amd)

Magelang

Lainnya

Exit mobile version