Neutron Yogyakarta

Laga Kandang PPSM Terancam tanpa Penonton

Laga Kandang PPSM Terancam tanpa Penonton

MAGELANG – Klub PPSM Sakti Magelang terancam menjalani laga selanjutnya tanpa penonton. Hal tersebut buntut dari kericuhan antarsuporter saat melawan Pesitema Temanggung, di Stadion Moch. Soebroto Minggu (25/9).

Kapolres Magelang Kota AKBP Yolanda Evalyn Sebayang menegaskan, semua pertandingan sesuai dengan kesepakatan sedari awal. “Tidak ada penonton,” tegasnya Senin (26/9).

Dijelaskan, laga tanpa penonton tersebut baik pertandingan tuan rumah maupun yang memilih Magelang menjadi homebase. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Polres lain agar suporter tidak menyaksikan jalannya pertandingan secara langsung.

Dia pun melaporkan bentrok tersebut kepada PSSI karena ada aturan yang mengatur soal penonton. Insiden ini jelas menambah pekerjaan rumah bagi PSSI untuk memperbaiki kualitas kompetisi. “Sebenarnya ada aturan di PSSI bahwa apabila mereka sudah diberlakukan peraturan tanpa penonton dan mereka membuat ada penonton, maka yang kena sanksi adalah clubnya,” jelasnya.

Padahal, ada sisi positif dengan adanya penonton di tribun. Terutama meningkatkan perekonomian. “Tapi kalau seperti ini (rusuh, red), kan masyarakat sendiri yang minta (dengan penonton). Kalau mau menjaga supaya tidak ada kerusuhan, ya ayo kita kerja sama bareng,” tambahnya.

Seperti diketahui sebelumnya, kericuhan antarsupoter dipicu karena tim kandang kalah. Namun, para suporter merasa tidak terima dengan kekalahan tersebut. Sehingga mereka nekat berhamburan turun dari tribun ke dalam lapangan sebelum laga usai.

Suporter PPSM Sakti Magelang masuk lapangan setelah tim andalannya tertinggal oleh Persitema 0-2. Mereka berhamburan ke dalam lapangan pada injury time atau perpanjangan waktu empat menit di babak kedua. Hal ini mengakibatkan pertandingan terpaksa dihentikan.

Terkait kerusuhan tersebut, panpel pun sudah berupaya untuk menjaga agar pertandingan berjalan kondusif. Justru panpel lah yang menjadi sasaran amuk massa hingga dirawat di RSJ Prof dr Soerojo Magelang. Kedua panpel dikeroyok oleh suporter. Beruntung, pada sore hari, kedua panpel diperbolehkan pulang.

Aparat keamanan pun sedapat mungkin mengamankan benturan tersebut. Meski sudah menghalau sedemikian rupa, nyatanya ada anggota polisi yang terkena pukulan dari suporter. Tapi, kata Yolanda, tidak ada luka yang serius.

Selain di dalam lapangan, kerusuhan lain juga terjadi di daerah Kupatan, dekat RSJ. Saat hendak pulang ke Temanggung, suporter dicegat oleh suporter PPSM. Terjadilah aksi lempar-lemparan hingga pengemudi jatuh dan motor ditinggal di pinggir jalan. Karena lama tidak diambil, motor tersebut diamankan oleh warga setempat. (aya/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)