Neutron Yogyakarta

Pola Asuh Tepat Kunci Indonesia Emas di 2045

Pola Asuh Tepat Kunci Indonesia Emas di 2045
Diani Sabila Nur Annisa, mahasiswa Sampoerna University. (DOKUMEN PRIBADI)

SALAH mendidik anak hari ini bisa menjadi malapetaka pada tahun 2045, tepat saat Indonesia sudah berumur 100 tahun. Hal ini bertepatan ketika generasi Z berumur 20-40 tahun pada tahun 2045. Bukan hanya aspek pendidikan saja yang dipentingkan, namun pola asuh juga merupakan aspek yang harus dikrusialkan bagi generasi Indonesia.

Jika anak sudah terpapar pola asuh yang ngawur di umur sekarang, itu berdampak buruk terhadap kepribadian dan sikap anak di masa depan. Namun sebaliknya, pola asuh yang tepat akan menjadi modal menciptakan generasi emas yang akan memajukan Indonesia.

Pola asuh (parenting) merupakan akar dari kepribadian anak, baik itu dari segi pola pikir, perilaku, finansial dan psikis. Menurut penelitian psikolog  Eleanor Maccoby dan John, terdapat empat macam pola asuh, otoriter, permisif, lalai/cuek, dan demokratis. Pola asuh otoriter, permisif dan cuek adalah pola asuh orang tua zaman dulu. Ketiganya meninggalkan jejak yang kurang baik ke anak.

Otoriter akan membentuk anak yang tertutup dan memiliki emosi yang tak terkontrol. Permisif mengakibatkan anak suka memberontak dan egois, sedangkan cuek memiliki potensi besar membuat anak akan memiliki banyak masalah di kemudian hari. Karakter seperti ini tidak mampu menumbuhkan generasi emas Indonesia.

Adanya kemajuan teknologi, orang tua zaman now lebih mudah mengakses informasi bagaimana mengasuh anak dengan benar. Mereka juga lebih sadar akan pentingnya parenting bagi anak. Mereka cenderung tidak mengimplementasikan kesalahan pola asuh yang mereka dapatkan dulu. Berdasarkan survei GueSehat tentang pola asuh orang tua yang memiliki anak usia 0-9 tahun dari seluruh Indonesia, dari 411 ibu yang berpartisipasi sebagian besar (65,7%) ibu mengaku mendapatkan informasi seputar pola asuh dan tumbuh kembang anak melalui media dan internet. Selebihnya (22,1%) dari keluarga, serta 5,1% dari dokter anak.

Dengan segala perubahan yang dibawa di era generasi Z ini, orang tua sudah lebih pintar. Banyak yang harus mereka sesuaikan dengan keadaan milenial, tak luput dalam hal pola asuh. Dengan segala hiruk pikuk pertimbangannya, orang tua zaman now banyak yang memilih menggunakan sistem pola asuh drone parenting. Anak dianggap seperti drone yang bisa menjelajah ke titik manapun, namun orang tua bisa mengontrolnya menggunakan remote. Pola asuh ini merupakan perkembangan dari pola asuh demokratis.

Karakter generasi Z sangatlah berbeda dengan anak jaman dulu. Mereka cenderung ingin segala sesuatu didapatkan serba cepat, diberi kebebasan yang tinggi dan tidak suka diatur. Pola pikir mereka kreatif dan juga kritis. Ditambah lagi, kecanggihan digital sekarang yang semakin membuat anak serba tahu. Dengan karakter tersebut, drone parenting merupakan pola asuh yang tepat untuk generasi Z.

Meskipun terlihat abstrak dan tanpa panduan, namun kenyataan bahwa orang tua generasi Z menggunakan drone parenting kepada anak-anaknya tidak bisa dipungkiri. Dengan menjadi teman, anak akan lebih nyaman untuk bercerita apapun tentang dirinya kepada orang tua.  Keterbukaan menjadi kunci agar orang tua bisa mengontrol dan mendeteksi ketika anak melakukan kesalahan. Penyesuaian dan bimbingan yang tepat membuat anak dengan sendirinya akan berfikir mana yang harus mereka perbaiki.

Orang tua juga memberi kebebasan bagi anak-anaknya. Hal ini memberi ruang kepada anak untuk mengeksplor hal hal baru, ide-ide yang out of the box, dan bakat yang mereka miliki.  Semua itu membantu anak berkembang. Namun, bukan berarti orang tua lepas kendali begitu saja. Mereka tetap memberi pengawasan dan arahan yang tepat ketika anak keluar jalur tanpa harus ada di sebelahnya. Gaya bicara yang halus namun tegas menyadarkan anak jika ia juga punya batasan.

Drone parenting adalah pola asuh yang paling efektif diantara pola asuh lainnya. Pola asuh ini membentuk pribadi anak yang lebih ekspreksif. Dengan diberikannya kebebasan, anak akan lebih terbuka dan berani mengutarakan pendapatnya. Ketika mereka berdiskusi masalah, anak akan memberikan tanggapan tanpa adanya rasa takut. Ekpresif dan berani mengemukakan pendapat merupakan karakter yang sangat dibutuhkan saat ini.

Selain itu, anak juga akan melek teknologi. Dengan keingintahuan mereka yang sangat besar dan paparan teknologi yang didapat, membuat anak akan sadar teknologi. Di era digital ini, teknologi memang bukan hal yang asing lagi. Ini akan terus dicari dan dikembangkan untuk masa depan. Selain cerdas, drone parenting juga mengasah sisi tanggung-jawab anak. Dimana mereka diharuskan untuk bertanggung jawab pada pilihan yang mereka pilih. Terlebih lagi, secara psikologis mereka juga lebih bahagia.

Memang tidak sepenuhnya drone parenting membawa dampak positif terhadap anak, bagai dua sisi mata pisau, ancaman anak susah diatur dan candu teknologi menghantui. Namun semestinya hal tersebut tidak menjadi ancaman bagi orang tua. Dengan memberi arahan dan ketegasan yang sesuai porsi, hal tersebut dapat dicegah. Selain itu, penting untuk tetap menanamkan nilai-nilai luhur yang memang “sesuai”.  Kesadaran pola asuh orang tua milenial sudah tinggi, dengan berkembangnya zaman, mereka akan terus menyesuaikan mana yang terbaik untuk anak-anaknya.

Dengan pola asuh yang tepat, anak-anak di Indonesia akan berkembang dengan baik secara psikis dan intelegensi. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi mandiri, disiplin, bertanggung jawab, cerdas dan maju.

Dengan begitu, mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045 bukanlah hal yang mustahil. Mengingat dari 267 juta penduduk Indonesia, 66.05 juta jiwa atau 24.5% merupakan kelompok anak  usia 0-14 tahun. Hal tersebut mencerminkan betapa besar jumlah benih yang dimiliki Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Emas.

Sebagai generasi yang nantinya akan menjadi orang tua, mari terus tumbuhkan kesadaran pola asuh yang benar agar membentuk anak-anak yang berkarakter. Mendukung kiat kiat menyebarkan parenting yang sesuai juga bisa kita lakukan sebagai milenial. Jangan biarkan malapetaka terjadi ditahun 2045! Karena sejatinya, orang tua hari ini sedang mengasuh dan membentuk anak-anak yang akan mewujudkan Indonesia Emas di masa depan. (ila)

*Penulis merupakan mahasiswa Sampoerna University.

Lainnya

Exit mobile version