Neutron Yogyakarta
Lebih Dekat dengan Ali Rifki, GM Crystal Lotus Hotel Jogjakarta

Sempat Duduki Posisi Finance Controller

Sempat Duduki Posisi Finance Controller

JOGJA – Bidang perhotelan bagi Ali Rifki bukanlah hal yang asing. Menyandang posisi general manager (GM) bukan kali pertamanya baginya. Meskipun saat ini dia menjabat sebagai GM di Crystal Lotus Hotel Jogjakarta, Ali pernah menduduki posisi finance controller hingga manager hotel. Baik di hotel wilayah Jakarta maupun di Banyuwangi, Jawa Timur.

Ali mulai menjadi GM Crystal Lotus Hotel Jogjakarta baru sejak Mei lalu. Di tengah gejolak dampak pandemi covid-19. Namun dia beruntung. Sebab, hotel yang dia pegang tidak begitu terpuruk. Itu, karena sejak awal dari pimpinan sebelumnya, lebih dulu mempersiapkan strategi. Sehingga di tangannya, tinggal meneruskan dengan menguatkan internal.

Berkat pengalamannya di bidangan finance, dia bertekad menata kembali keuangan. Serta membulatkan niat untuk bersama-sama berjuang bersama karyawan dan koleganya. “Sehingga dengan laporan keuangan minim, kami tidak sampai meminta suntikan dana ke owner, sejak awal kami juga tidak bekerja sama dengan bank,” ungkap Ali ditemui Radar Jogja beberapa waktu lalu.

Berkat kerjasama dan kekompakan karyawan internal hotel dengan memaksimalkan peran multi tasking personal, Crystal Lotus kembali bangkit. Ditambah adanya pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), mejadi peluang untuk menarik kunjungan. Perlahan, okupansi hotel yang semula di angka 15-20 persen, saat ini meningkat di angka 70-80 persen.

Fokus saat ini, lanjut Ali, adalah pemulihan ekonomi. Bukan pada mengatur konsep baru pada hotel bintang empat yang dikelolanya. “Konsep atau ide-ide baru, menyusul,” kata pria usia 49 tahun ini.

Pribadinya yang lemah lembut, dinilai humble dan pandai menjaga relasi. Memiliki hobi travelling, merupakan cara Ali menciptakan kolega baru. Baginya, semua orang ibarat sebuah buku. Memberikan gambaran baru, yang sewaktu-waktu dapat menjadi mitra bisnis. “Itu yang saya tekankan kepada karyawan hotel ini. Bahwasanya pelayanan terbaik adalah utama. Termasuk menjaga etika kepada tamu,” tandasnya. (mel/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version