Neutron Yogyakarta

Ada Sosok Nasirun, Lukisan Raksasa hingga Kartu Undangan

Ada Sosok Nasirun, Lukisan Raksasa hingga Kartu Undangan
TAK ADA BATAS: Pemilik OHD Museum Oei Hong Djien bersama seniman Nasirun saat memberikan keterangan mengenai pelaksanaan pameran bertajuk ‘Perayaan Persahabatan’ di OHD Museum, Selasa (27/6/23).NAILA NIHAYAH/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Sembilan puluh karya lukis maupun instalasi koleksi OHD Museum dan seniman Nasirun, bakal unjuk gigi dalam pameran yang bertajuk ‘Perayaan Persahabatan’. Pameran bakal dibuka untuk umum pada 2 Juli hingga 30 Oktober 2023. Lukisan yang dipamerkan merupakan karya pada rentang tahun 1995 hingga 2009.

NAILA NIHAYAH, Kota Magelang

Pemilik OHD Museum Oei Hong Djien menyebut, tema ini sangat erat kaitannya dengan sosok Nasirun yang memiliki banyak sahabat. Bagi setiap orang -termasuk Nasirun, persahabatan itu sangat vital. Utamanya dalam menelurkan karya-karya seni bernilai tinggi. Juga dalam kehidupan sehari-hari. Persahabatan itu, tidak ada batasnya.

Baca Juga: karya lukis: Unggas Bentuk Keidentikan dari Jogjakarta

Pada hakikatnya, setiap pameran mengandung unsur persahabatan. Namun, acapkali tidak pernah diberitakan. Apalagi dirayakan. Menurutnya, persahabatan merupakan sesuatu yang mulia. Hubungan tanpa perhitungan dan tidak ada faktor bisnis. “Hal itu sangat mulia dan perlu dirayakan,” ujar Oei Hong Djien di OHD Museum Selasa(27/6/23).

Untuk itu, OHD Museum bersama Nasirun menggelar pameran dengan mengusung tema itu. Dari 90 karya yang dipamerkan, 39 di antaranya merupakan lukisan di atas kanvas, tujuh lukisan kertas, 37 buah kartu undangan, dua karya instalasi, dan lima buah wayang. Namun, masih ada karya lain berupa peci yang berjumlah 1.000 buah.

Lukisan-lukisan itu berukuran raksasa dengan medium cat minyak di atas kanvas. Bertekstur tebal. Meskipun tidak seluruhnya berukuran besar. Selain itu, Nasirun juga menghasilkan kreativitas dari hasil merespons kartu undangan.

Baca Juga: Tuangkan Ketidaknyamanan Bising Kendaraan ke Lukisan

Nasirun mengubah kartu yang tidak bernilai itu menjadi karya kecil nan indah. Hal itu menjadi bukti bahwa seni adalah membuat suatu yang tidak bernilai menjadi bernilai.
Menurut OHD, Nasirun merupakan manusia yang kompleks. Terbukti dengan berbagai karya yang ditampilkan. Hanya saja, dalam mengenal karyanya, harus dibarengi dengan pengetahuan soal senimannya. Agar karya yang dihasilkan, bisa lebih dinikmati. “Tidak cukup hanya melihat karya tanpa mengenal orangnya. Dari situ, akan merasakan persahabatan,” jelasnya.

Terlebih, lanjut dia, pameran ini terwujud karena persahabatan. Tidak ada satu pun yang menonjol. Pameran pun digarap ramai-ramai karena merasa sebagai sahabat. Sudah tidak zamannya lagi tampil sendiri, tapi kolaborasi dan saling kerja sama. Semuanya termasuk elemen persahabatan -termasuk yang berada di belakang layar. “Kalau ditanya kuratornya siapa, keroyokan. Ada empat orang,” kelakarnya.

Sementara itu, seniman Nasirun mengatakan, pandemi yang berlangsung selama lebih dari dua tahun itu mengungkung aktivitas masyarakat. Termasuk dalam berkesenian.
Pameran ini, kata dia, memang sebagai bentuk persahabatan. “Ada seniman dan kolektor. Saya kira ada yang lebih dari sekadar itu. Ada hubungan antara pecinta seni dan senimannya,” tandas Nasirun. (laz)

Lainnya