Neutron Yogyakarta

KWT Rahayu Kerap Jadi Jujugan Wisman, Belajar Mengolah Kedelai Jadi Produk Makanan Modern

KWT Rahayu Kerap Jadi Jujugan Wisman, Belajar Mengolah Kedelai Jadi Produk Makanan Modern
TERSOHOR: Anggota KWT Rahayu Padukuhan Jurug, Bangunharjo, Sewon, Bantul Selasa (27/6). Usaha rumahan yang dikelola ibu-ibu itu kerap menjadi jujugan wisata turis asing.IWAN NURWANTO/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Rumah produksi olahan kedelai milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Rahayu tampak seperti usaha rumahan biasa. Namun siapa sangka, usaha yang beralamat di Padukuhan Jurug, Bangunharjo, Sewon, Bantul itu kerap menjadi jujugan wisatawan mancanegara (wisman). Di tempat tersebut, banyak wisman mempelajari cara mengolah  kedelai menjadi berbagai produk makanan modern.

IWAN NURWANTO, Bantul

Suasana sibuk nampak di rumah produksi KWT Rahayu kemarin (27/6). Terlihat para pekerja yang mayoritas ibu-ibu sedang membuat adonan. Ada juga ibu-ibu lain sedang menata berbagai produk yang dibuat oleh usaha tersebut.

KWT Rahayu merupakan salah satu usaha rumahan di Kalurahan Bangunharjo, Sewon. Usaha tersebut didirikan oleh ibu-ibu RT 06 Padukuhan Jurug pada 2010 silam. Sejak berdiri hingga sekarang, usaha rumahan itu bergerak pada bidang produksi olahan tempe dan kedelai.

Baca Juga: Kualitas dan Pemasaran Jadah Tempe Ditingkatkan Lewat Omah Jadah Kaliurang di Tlogo Putri

Dulunya, mayoritas masyarakat Padukuhan Jurug memang berprofesi sebagai pembuat tempe. Berangkat dari hal itu, anggota KWT berinovasi membuat tempe menjadi produk makanan yang lebih modern.

Selain tempe, KWT Rahayu juga mampu membuat produk olahan kedelai lainnya.
Seperti brownies tempe, mendoan, egg roll tempe, keripik tempe, sambal tempe, hingga susu kedelai. Keberhasilan dalam membuat berbagai produk olahan tempe itu juga diminati banyak orang. Tak terkecuali para wisman.

“Para turis langsung diajak menuju tempat produksi kami di yang ada di belakang. Mereka kebanyakan tidak tahu mengenai tempe, sehingga banyak yang bertanya-tanya,” ujar Ketua KWT Rahayu Sumarni.

Baca Juga: Target Pasar Tempe Kang Boni Adalah Pekerja Kantoran, Bahkan Cocok di Lidah SBY dan Joko Widodo

Kedatangan para turis ini, adalah bentuk kerja sama dengan beberapa agensi wisata di Jogjakarta. Mereka menawarkan wisata bersepeda bagi para wisman, dan menjadikan KWT Rahayu sebagai salah satu tempat yang wajib dikunjungi.

Kehadiran turis asing membuka peluang lain di wilayah Padukuhan Jurug. Selain usaha olahan tempe dan kedelai, KWT Rahayu kini juga mengembangkan kebun pangan lokal di depan rumah produksi mereka. Di kebun tersebut ada berbagai tanaman pangan yang bisa dicicipi.

Dalam membuat berbagai produk olahan kedelai itu, KWT Rahayu mampu menghabiskan sampai setengah kuintal kedelai per harinya. Banyaknya produksi juga berdampak pada pundi-pundi rupiah yang didapatkan oleh ibu-ibu di wilayah tersebut.

Baca Juga: Tempe Besengek Khas Kulonprogo

Penjualan produk dalam sehari, mampu meraup omzet dari Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Produk-produk yang dihasilkan oleh KWT Rahayu itu juga tidak hanya dipasarkan di wilayah Jogjakarta saja.

“Dalam pemasangannya kami lewat offline dan online. Kalau online bisa sampai luar kota dan paling sering ke Kalimantan, sementara offline-nya kami menerima pesanan tour dan travel di Prawirotaman,” bebernya. (eno) 

Lainnya

Exit mobile version