RADAR MAGELANG – Miliki hobi yang sama dengan pasangan memang hal yang didambakan oleh sebagian besar orang. Hal itu dirasakan oleh pasangan suami istri asal Purworejo Raras dan Ivan. Mereka miliki hobi berpetualang khususnya mendaki gunung hingga explore pantai.
JIHAN ARON VAHERA, Purworejo
Mendaki gunung memang mengasyikkan bagi sebagian orang apalagi bersama dengan pasangannya. Seperti, pasutri Raras Kun Habsari dan Aprianto Ivan Daniel Siahaan misalnya. Pasangan yang menikah pada 26 Juli 2020 itu bahkan awal kenal dari mendaki.
Dia mengaku, awal suka mendaki itu waktu kuliah semester dua.
Awalnya cuma naik Sikunir yang isinya perempuan semua bareng sama teman-teman kuliah. “Teman saya kebetulan ada kenalan sama satu kelompok remaja yang suka mendaki juga di Magelang, salah satunya ada suami saya tapi saya belum kenal sama dia. Yang saya kenal malah adiknya,” ungkapnya kepada Radar Purworejo Minggu (23/7).
Baca Juga: Kejari Purworejo Selidiki Dugaan Penyelewengan Pupuk Bersubsidi
Tak lama kemudian mereka saling kenal dan dari situ mulai ketagihan buat mendaki. Awalnya, lanjut dia, hanya iseng saja. Setelah mendaki Gunung Sikunir langsung sering banget naik gunung. “Tidak hanya gunung, tetapi juga sering explore pantai yang masih sepi dan jarang dijamah orang,” ujarnya.
Meski masih mendaki di lingkup Jawa Tengah, pasangan tersebut sudah memiliki banyak pengalaman mendaki. Misalnya, Gunung Merbabu, Andong, Prau, Sumbing, Ungaran, Merapi, hingga bukit-bukit kecil seperti Sikunir dan Gunung Purba. “Gunungnya itu-itu aja tapi beberapa sering diulang apalagi Gunung Andong,” kata wanita kelahiran Purworejo, 2 September 1996 itu.
Dia mengungkapkan, setiap gunung memilki pengalaman yang unik dan menarik. Namun, yang membedakan baginya adalah selalu mendaki dengan pasangannya. Termasuk, jika prang lain memilih bulan madu seperti menginap di hotel, jalan-jalan luar kota atau luar negeri. Dia dan suami lebih memilih bulan madu dengan naik Gunung Sumbing. “Bisa melihat bulan secara langsung yang menurutku nggak semua orang bisa melakukan itu makanya itu adalah hal spesial dan seru,” imbuhnya.
Baca Juga: Selebgram Purworejo Reny Puspita, Ngonten Jadi Hobi yang Dibayar
Menurutnya, keromantisan saat mendaki berbeda dengan romantis yang lain. Sebab, saat mendaki pasti akan keluar egonya masing-masing tetapi harus bisa saling menjaga satu sama lain. Puncak, lanjut dia, bukan tujuan utamanya saat mendaki. Tujuan utamanya yaitu bisa mengalahkan ego saat mendaki. “Apalagi kalau bareng-bareng. Saya sering kok mendaki tapi tidak sampai puncak, bukan karena aku tapi karena kita,” ungkap dia.
Saat di puncak, hal yang paling sering dilakukan adalah foto-foto. Sembari menikmati dinginnya gunung atau kabut-kabut tipis. Tidak semu gunung itu bisa camp di puncak. “Jadi ada beberapa gunung yang camp areanya di satu pos sebelum puncak. Kalau pas mendaki sama suami paling pol masak, buat kopi, terus tidur,” candanya.
Sebelum mendaki, biasanya hal yang dilakukan adalah persiapan fisik seperti pemanasan, lari, atau workout satu minggu sebelumnya. Selain itu, peralatan dan perlengkapan seperti, tenda atau dump, sleeping bag, peralatan masak, sepatu gunung, tas gunung, jaket, jas hujan, penerangan, obat-obatan standar, dan sebagainya.
Baca Juga: Kerajinan Bambu dari Purworejo Tembus Pasar Luar Negeri
Raras menyebut, mendaki itu bisa melatih jantung dan bisa membantu menurunkan berat badan. Yang lain, untuk melatih emosional dan psikologis. Mendaki baginya adalah hal yang spesial. Mendaki, kata dia, tidak cuma butuh uang tapi juga butuh mental. “Memang capek sih tapi mendaki bikin hati lebih tenang, lebih happy. Yang paling penting, tidak semua orang bisa dan mau,” tandasnya. (pra)