RADAR MAGELANG – Ratusan radio lawas menyita perhatian pengunjung Loka Budaya Soekimin Adiwiratmoko, Kota Magelang. Pameran bertajuk “Lawasan Saklawase 01” ini baru kali pertama digelar. Lebih dari 100 radio tempo dulu dijajar di setiap sudut ruangan. Ditambah beberapa arsip lawasan.
NAILA NIHAYAH, Magelang
Pameran kali ini mengusung tema ‘romansa radio’. Ada ratusan radio yang dihadirkan. Baik jenis radio transistor maupun tabung dari era sebelum kemerdekaan, 1930-an hingga 1990-an. “Saya bawa 60-an radio. Memang ada beberapa radio yang unik,” terang kurator pameran Dimas Indra Febriyanto kemarin (28/9).
Dimas yang juga kolektor radio turut membawa puluhan koleksinya. Kebanyakan berupa radio transistor. Tapi, ada juga radio tabung dengan merek Pilip yang masih disegel dari sejak zaman pemerintahan Jepang. Karena saat itu, hanya diperbolehkan mendengar satu siaran radio saja.
Tak hanya merek Pilip, ada juga merek lain seperti Telesonic, Noble, Gema Nusantara, Citizen, Sanyo, hingga National. Selain itu, ada juga radio saku hingga radio kabinet. Radio-radio itu dapat menangkap gelombang medium wave (MW) atau sekarang disebut amplitude modulation (AM) untuk siaran lokal.
Sedangkan short wave (SW) untuk menangkap siaran luar negeri. Dulunya, kata dia, memang belum ada frequency modulation (FM). “Kalau radio yang SW itu biasanya digunakan orang Belanda yang masih tinggal di Indonesia untuk mendengarkan berita di negaranya,” jelas Dimas.
Dia menjelaskan, pameran ini bertujuan untuk lebih merayakan radio. Sebab, dia menilai, belum banyak masyarakat yang mengetahui jenis-jenis radio lawasan. Terutama generasi muda. Sehingga, kegiatan ini dirasa cocok untuk kampanye dan membangkitkan memori masa dulu ketika melihat suatu radio.
Adapun kegiatan ini diselenggarakan mulai 28 September hingga 1 Oktober. Ada berbagai kegiatan setiap harinya. Seperti pameran, kumpul penyiar lawas, monolog, mlaku Magelang, musik senja, hingga sarasehan sejarah. Harapannya, kegiatan ini menjadi agenda rutin untuk membangkitkan gairah para pecinta lawasan.
Ketua Dewan Kesenian Kota Magelang Muhammad Nafi menuturkan, kegiatan ini diinisiasi oleh komunitas pecinta radio lawas. “Untuk seri pertama ini bertajuk Romansa Radio. Intinya kami memamerkan radio dari masa ke masa, baik dari sisi bendanya maupun budayanya,” terang dia.
Rencananya, acara semacam ini bakal terus digiatkan. Selain sebagai sarana untuk membangkitkan memori masa lalu, juga sebagai edukasi kepada masyarakat secara umum. Dengan begitu, mereka juga bisa terlihat dan bergerak untuk nguri-uri barang lawasan. (laz)