Neutron Yogyakarta

Mengikuti 50 Penyandang Disabilitas Melakukan Pemeriksaan Kesehatan di SLB Pembina

Mengikuti 50 Penyandang Disabilitas Melakukan Pemeriksaan Kesehatan di SLB Pembina
GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan rutin. Paling tidak setahun sekali. Tapi bagi penyandang disabilitas, kontrol rutin bukan hal yang mudah. Gelaran Posbindu bagi penyandang disabilitas jadi salah satu solusi. Tes kesehatan sekalian mendapat bantuan alat bantu.

AGUNG DWI PRAKOSO, JOGJA

Muhamad Barokah salah seorang penyandang disabilitas asal Ngampilan Kota Jogja dengan sabar mengikuti seluruh proses pemeriksaan kesehatan bagi difabel di SLB Pembina Kota Jogja Kamis (26/10). Mulai dari pemeriksaan darah hingga kebutuhan alat bantu. Semua dijalaninya tetap duduk di atas kursi rodanya.

Barokah mengaku sangat senang adanya acara ini. Apalagi dia berkesempatan mendapat alat bantu kaki palsu. Di pemeriksaan sebelumnya ia juga ikut dan mendapatkan bantuan kursi roda. Pada tahun ini, Ia berencana mengajukan bantuan berupa kaki palsu. “Harapan saya, mudah-mudashan acara seperti ini terus berlanjut. Penyandang difabel lain yang belum mengetahui informasi semoga segera bisa mengaksesnya,” ucapnya.

Baca Juga: Surat Suara Braille Hanya untuk Pilpres dan DPD, KPU Tegaskan TPS Harus Aksesibel bagi Difabel

Kegiatan yang diperuntukan penyandang disabilitas itu digelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional. Digelar oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Jogja melalui pelayanan Jaminan Kesehatan Khusus (Jamkesus) Terpadu. Berkerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial Kota Jogja.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinsosnakertrans Kota Jogja Erva Wifata menyampaikan, kegiatan ini diikuti 50 lebih pasien penyandang disabilitas. Acara tersebut merupakan agenda rutin tahunan. Tapi sempat macet tiga tahun dikarenakan pandemi. “Walaupun acara ini difokuskan untuk masyarakat wilayah kota, tapi beberapa pendaftar berasal dari Gunungkidul dan Bantul tetap kami terima,” jarnya.

Pendaftaran dilakukan melalui online dan langsung di lokasi. Akses pendaftaran online melalui web Bapeljamkesos. “Setiap data dari peserta yang lolos verifikasi harus disertai alamat, supaya mudah untuk proses penjemputan”, katanya.

Baca Juga: 25 Atlet Difabel Ikut Kejurda NPC Panahan, Persiapan Peparnas Tahun Depan

Acara Jamkesus Terpadu memiliki beberapa pos pemeriksaan pos binaan terpadi (Posbindu), dokter keluarga dan pengecekan terhadap kebutuhan alat bantu. Selain pasien yang terdaftar, petugas juga memeriksa pengantar pasien. “Jadi semua yang hadir, diperiksa lengkap meliputi tensi, gula darah, kolesterol dan asam urat,” tegas Waryono selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Jogja.

Selain mendapatkan pelayanan secara gratis, Kepala Seksi KPJ Dinas Kesehatan DIJ Yani Hartono menyampaikan, peserta juga mendapatkan bantuan berupa alat bantu bagi disabilitas. Alat bantu yang disediakan berupa ortosis-protosis, kaki dan tangan palsu serta kursi roda. “Untuk alat bantu kursi roda, kita bekerjasama dengan UCP dan OHANA. Kemudian untuk ortosis-protosis bekerjasama dengan YAKKUM dan APOC,” tuturnya. Pendistribusian alat bantu, tidak bisa diberikan secara langsung. Setelah diperiksa, peserta akan melakukan proses pengukuran alat bantu terlebih dahulu. (pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version