RADAR MAGELANG – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Perwitasari Purworejo kini makin sukses di tangan Hermawan Wahyu Utomo. Pria kelahiran Purworejo, 19 Juni 1971 ini mencoba membuat badan usaha milik daerah ini bisa dipercaya masyarakat sejak 2015.
Sebelum terjun mengelola PDAM Purworejo, Wawan sapaan akrabnya, sudah melalang buana ke pulau seberang. Bermula dari kesenangannya di dunia tambang, dia mengambil kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Geologi. Saat itu, dia sering jadi asisten dosen untuk eksplorasi bahan-bahan tambang. Seperti batu bara, emas, dan besi. “Keliling Kalimantan, Sumatera, hingga Belitung,” katanya Jumat (10/11).
Setelah lulus kuliah, dia semakin tertarik di dunia tambang. Pun, memutuskan bekerja di sebuah perusahaan tambang di Kalimantan Selatan sejak 1999-2001. Kemudian, mengikuti seleksi untuk mengisi jabatan Direktur Operasional Perusahaan Daerah Aneka Usaha Manuntung Berseri di Pemkab Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
“Diterima dan menjabat dari 2001-2003 dan diangkat kembali menjadi Direktur Operasional Baratala Tuntung Pandang dari 2003-2007,” bebernya.
Baca Juga: Nekat Curi Baterai Power Provider, Warga di Purworejo Langsung Rasakan Dinginnya Jeruji Besi
Lepas dari perusahaan itu, dia sempat mendirikan perusahaan di bidang konsultan tambang. Dengan nama Heksa Indo Konsultan di wilayah Kecamatan Pelaihari, Tanah Laut pada 2007-2009. Namun sejak itu, dia memutuskan untuk pulang kampung ke Desa Banjarsari, Kecamatan Purwodadi, Purworejo. Di sana dia mengikuti pemilihan kepala desa. Dia terpilih dan menjabat dari 2009-2015 sembari kuliah di Universitas Diponegoro jurusan Teknik Lingkungan.
“Selesai menjabat, kebetulan ada seleksi Direktur PDAM Kabupaten Purworejo, atas izin Allah saya diterima dan menjabat di periode pertama dari 2015-2019,” sambung Wawan.
Atas prestasi yang ditorehkan, jabatannya diperpanjang oleh Bupati Purworejo untuk periode hingga tahun depan. Menurutnya, perjalanan kariernya tidak semudah yang dibayangkan. “Penuh tantangan, di Tanah Laut sana tidak ada sahabat. Di Purworejo juga harus melawan putra asli daerah yang sudah lama di sini. Jadi, benar-benar kemampuan akademis dan profesionalisme yang ditonjolkan,” lontarnya.
Baca Juga: Usai El Nino, Purworejo Bersiap Hadapi La Nina Tahun Depan
Wawan mengaku, awal masuk PDAM Kabupaten Purworejo membutuhkan banyak penyesuaian. Termasuk, mengencangkan ikat pinggang untuk memetakan permasalahan yang dialami oleh PDAM Kabupaten Purworejo. “Awal masuk saya langsung pemetaan potensi debit air. Selain itu, juga memetakan masalah terkait masyarakat yang tidak mau pasang PDAM,” ujarnya.
Dia menyebut, bekal ilmu kuliahnya sangat membantu dalam menunjang kinerjanya di PDAM. Yakni, ilmu geologi digunakannya untuk mencari potensi cekungan air tanah di wilayah Purworejo. Sedang, ilmu lingkungan terpakai saat mulai industri pengolahan atau pembuatan air bersih sampai selesai menjadi air yang siap konsumsi.
Semenjak menjabat menjadi Direktur PDAM Kabupaten Purworejo, perusahaan tersebut banyak mengalami kemajuan. Seperti, menambah sambungan rumah (SR) dari 17 ribu kini sudah 31 ribu, dan menaikan produksi dari awal sekitar 3 juta kubik menjadi 6 juta kubik. Selain itu juga menambah wilayah pelayanan dari sembilan menjadi 12 kecamatan, menaikkan deviden dari Rp 500 juta jadi Rp 2 miliar lebih. “Hingga menaikkan laba dari yang awalnya Rp 2 miliar menjadi Rp 3,9 miliar,” rincinya.
Baca Juga: Setelah Delapan Tahun, Yuli Hastuti Berpisah dengan Agus Bastian di Purworejo
Bahkan, sejumlah penghargaan pernah didapatkan baik PDAM Kabupaten Purworejo maupun dirinya pribadi. Antara lain, penghargaan BUMD Award 2023 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) September 2023 lalu sebagai peringkat 3 nasional kategori Perumdam Kecil dan Wawan pernah mendapatkan penghargaan Tokoh Inspiratif Indonesia tahun ini. PDAM Kabupaten Purworejo juga mendapatkan bantuan peralatan pendukung dari Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) karena dinilai berkinerja baik dan berpotensi berkembang.
Baginya, penghargaan-penghargaan tersebut bukanlah tujuan akhirnya. Namun, pelayanan yang maksimal dan profesional kepada masyarakat tetap menjadi tujuan utamanya. “Penghargaan itu buat penyemangat dan menambah motivasi untuk lebih baik lagi,” tandasnya. (han/eno)