Neutron Yogyakarta

Teliti Gamelan, Warga Korea Chung Ji Tae Raih Doktor di UGM, Anggap Eksotik, Kolaborasikan dengan Lagu Tradisional Arirang

Teliti Gamelan, Warga Korea Chung Ji Tae Raih Doktor di UGM, Anggap Eksotik, Kolaborasikan dengan Lagu Tradisional Arirang
TERTANTANG: Chung Ji Tae berhasil lulus program doktor di UGM setelah melakukan penelitian tentang gamelan. Ia mengolaborasikan gamelan dengan lagu tradisional Korea Arirang.DOK. UGM

RADAR MAGELANG – Gamelan makin menarik perhatian warga negara asing (WNA) untuk diteliti. Seorang warga Seoul, Korea Selatan, bernama Chung Ji Tae berhasil lulus program doktoral UGM setelah meneliti gamelan. Ia mengolaborasikan lagu tradisional Korea, Arirang dengan gamelan Jawa.

WULAN YANUARWATI, Sleman

Chung Ji Tae mengaku terpesona dengan musik gamelan saat kali pertama menginjakkan kaki di Indonesia, 2011 silam. Kecintaannya terhadap musik sendiri sudah sejak kecil dan membuatnya tekun belajar musik tradisional Korea. “Saya merasa suara gamelan sangat eksotik,” ujarnya.

Baca Juga: PSS Sleman Masih Tunggu Pemain Baru, Optimistis Kembali ke Permainan Terbaik

Ia yang juga pemain profesional alat musik Korea ‘daegeum’ dan ‘sogeum’ ini mengaku sebelumnya hanya fokus pada estetika seni. Namun merasa bosan dan tertantang untuk mempelajari struktur seni, wacana seni, dan ideologi seni.
Hal ini yang kemudian mengantarkannya mengambil Program Studi Kajian Budaya dan Media di UGM. Dia termotivasi membuat pertunjukan Gamelan Arirang dalam penelitiannya yang berjudul “Poetik dan Politik Pertunjukan Gamelan Arirang: Penelitian Teknologi Diri”.

Penelitian lahir dari kritik terhadap praktik pertukaran budaya oleh seniman Korea yang selama ini masih unilateral. Lantas, kritik ini memantik inspirasinya untuk memperlihatkan harmonisasi antara Korea dan Indonesia, melalui kolaborasi musik tradisional yang bersifat bilateral.

Ia berupaya memperlihatkan harmonisasi antara Korea dan Indonesia. Di sisi lain, dia ingin memperkenalkan musik tradisional Korea kepada masyarakat Jogja.
“Saya mengemas judul pertunjukan Gamelan Arirang sebagai bentuk representatif musik tradisional Korea dan Indonesia yaitu gamelan dan Arirang,” ujarnya.

Baca Juga: Risto Vidakovic Resmi Menjadi Nahkoda Baru PSS Sleman

Musik gamelan sebagai simbol yang menggambarkan pertunjukan berkaitan dengan musik tradisional Indonesia. Sedangkan Arirang adalah lagu simbolik dan salah satu lagu tradisional paling populer pada musik tradisional Korea. “Pada akhirnya, penggabungan dua tanda ini merupakan kolaborasi musik tradisional Indonesia dan Korea,” ujarnya.

Sub judul disertasi Chung Ji Tae ditambahkan ‘Mediasi Interkultural Seni Budaya Indonesia-Korea’ sebagai kajian penelitian yang menjelaskan konsep pertunjukan juga bermakna sebagai bentuk mediasi. Pertunjukan dimaknai sebagai proses komunikasi yang ditujukan untuk membantu dua orang atau kelompok yang berkonflik demi mencapai kesepakatan dan pemecahan masalah.

Namun, makna ini berubah menjadi mediasi budaya dalam bidang seni yang berarti menghubungkan antara kesenian dan masyarakat. Dari narasinya saja, secara simbolik terlihat karakteristik pertunjukan mengarah kepada bilateral, bukan unilateral.

Baca Juga: Produksi Cabai di Sleman Anjlok Ribuan Ton, Ini Penyebabnya..

Bagi Chung Ji Tae yang juga musisi ini, menempuh pendidikan di UGM merupakan  pengalaman yang luar biasa. Kendala bahasa tidak menjadi penghalang, justru dia bisa lulus doktor dengan predikat terbaik. (laz)

Lainnya

Exit mobile version