Neutron Yogyakarta

Penuh Haru, Wisudawan Universitas Tidar yang Meninggal karena Kanker Diwakili Ayahnya, Tiga Sahabatnya Uruskan Administrasi supaya Bisa Wisuda Bersama

Penuh Haru, Wisudawan Universitas Tidar yang Meninggal karena Kanker Diwakili Ayahnya, Tiga Sahabatnya Uruskan Administrasi supaya Bisa Wisuda Bersama
MEWAKILI PUTERINYA: Ayah Rifa, Sukirno datang untuk mewakili putrinya pada wisuda ke-65 Untidar di GKU dr HR Suparsono, Sabtu (25/11).Humas Untidar untuk radar jogja

RADAR MAGELANG – Menjadi kebanggaan orang tua saat anaknya bisa meyelesaikan kuliahnya. Penuh haru saat diwisuda. Tapi apa jadinya jika sang anak lebih dulu meninggalkan orang tuanya sebelum diwisuda. Jadilan sang ayah yang harus kuat menahan haru menggantikan.

NAILA NIHAYAH, MAGELANG

Suasana hening dan haru seketika menyelimuti Gedung Kuliah Umum (GKU) dr HR Suparsono, Universitas Tidar (Untidar), Sabtu (25/11). Sebab, prosesi wisuda atas nama Rifa Uswatun Hasanah harus diwakili oleh ayahnya, Sukirno. Sebab, wisudawati program studi (prodi) S1 Ekonomi pembangunan itu telah meninggal dunia sebelum wisuda berlangsung.

Rifa diketahui meninggal dunia pada 16 September 2023. Lantaran mengidap penyakit kanker rahim yang telah dideritanya beberapa tahun belakangan. Sukirno harus menguatkan diri ketika menerima ijazah dan berjabat tangan dengan Dekan Fakultas Ekonomi Untidar Prof Hadi Sasana.

Baca Juga: Haru, Puterinya Meninggal karena Kanker, Sang Ayah Mewakili Wisuda di Untidar

Sukirno tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen dan rekan Rifa yang telah mendampinginya selama berkuliah di Untidar. “Rifa telah berjuang membanggakan orang tuanya dengan menyelesaikan masa studinya, walaupun Allah SWT berkehendak lain,” ujarnya tegar.

Selama berkuliah, Rifa memang tinggal berjauhan dengan orang tua. Namun, Rifa sesekali menghubungi ayahnya. Bahkan beberapa minggu sebelum meninggal dunia, dia sempat mengutarakan keinginannya untuk melanjutkan studi S2. Dia pun bersedia tinggal bersama orang tuanya di Depok, Jawa Barat.

Rifa masuk dalam daftar wisudawan dengan predikat pujian atau cumlaude. Dengan memperoleh IPK 3,75. Semasa kuliah, wisudawati kelahiran Magelang, 10 Juni 2000 ini termasuk anak yang rajin dan tidak suka menunda pekerjaan. Utamanya dalam mengerjakan tugas.

Baca Juga: Untidar Gandeng KONI, Deteksi Dini Atlet Berpotensi di Kota Magelang

“Kalau ada tugas, Rifa langsung mengerjakan. Tidak suka mengerjakan sesuatu yang mepet deadline. Bahkan, suka mengajari temannya jika ada tugas yang belum dipahami,” tutur sahabat Rifa, Rahma Aprilia.

Rahma, Rena, dan Novia merupakan tiga sahabat Rifa yang membantu segala keperluan administrasi pendaftaran wisudanya. Sekaligus yang menjalin komunkasi dengan keluarga sampai akhirnya bisa mewujudkan janji mereka untuk wisuda bersama. “Kami yakin Rifa pasti juga bahagia dan tenang di sana, akhirnya kami bisa wisuda bersama dan pastinya dia pun senang ada keluarga yang mewakilkannya,” beber Rahma.

Untidar kembali menyelenggarakan wisuda sarjana dan diploma pada Sabtu dan Minggu (25-26/11). Berbeda dengan pelaksanaan wisuda sebelumnya, wisuda ketiga di tahun 2023 ini diselenggarakan dua hari berturut-turut.

Pada Wisuda ke-65, Untidar meluluskan 905 wisudawan. Jumlah ini merupakan jumlah wisudawan terbanyak. Demi tertib dan lancarnya acara, panitia memutuskan menyelenggarakan kegiatan wisuda dalam dua hari. “Pelaksanaan wisuda kali ini sangat istimewa, wisuda dibagi dalam dua sesi. Jumlahnya meningkat tajam yaitu 905 personel,” jelas Rektor Untidar Prof Sugiyarto.

Baca Juga: Perkuat Kapasitas Ormawa, Untidar Gandeng 12 Desa

Sesi satu dilaksanakan Sabtu (25/11) untuk mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Ekonomi (FE) dengan total 474 wisudawan. Sedangkan sesi dua dilaksanakan Minggu (26/11) untuk mahasiswa Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) dengan total 431 wisudawan.

Pada wisuda kali ini, sebanyak 33,7 persen atau sejumlah 305 wisudawan lulus dengan predikat pujian atau cumlaude. Dari total 905 wisudawan, 254 di antaranya merupakan wisudawan berprestasi. Baik prestasi di tingkat nasional hingga tingkat internasional.

Pada wisuda kali ini, rektor Untidar memberikan penghargaan khusus bagi 20 wisudawan berprestasi. Dengan rincian, 12 wisudawan berprestasi di bidang akademik dan delapan wisudawan berprestasi di bidang nonakademik. Penghargaan diberikan masing-masing 10 wisudawan pada setiap sesi.

Baca Juga: Prodi Ilmu Komunikasi Paling Diminati, Untidar Terima 2.005 Mahasiswa Baru

Sementara wisudawan terbaik tingkat universitas terdiri dari dua wisudawan dari program S1. Yakni Detta Ramadhania Putrie dari prodi S1 Pendidikan Matematika dengan IPK 3,92 dan Bunga Rifka Bintara dari prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris dengan IPK 3,92.

Kemudian, dua wisudawan dari program Diploma (D3), yakni Yulliana dari prodi D3 Akuntansi dengan IPK 3,89 dan Tesalonika Mutiara Indah dari prodi D3 Akuntansi dengan IPK 3,83. (pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version