RADAR MAGELANG – Nama Yolanda Evalyn Sebayang sudah tidak asing di telinga masyarakat Magelang. Polisi wanita (polwan) berpangkat ajun komisaris besar polisi (AKBP) itu sudah menjabat sebagai Kapolres Magelang Kota selama 22 bulan 2 minggu 1 hari. Terhitung mulai tanggal 19 Desember 2023, dia mengemban tugas sebagai Wakapolresta Metro Tangerang Kota.
Wanita kelahiran Karo, 22 Agustus 1977 itu memiliki segudang prestasi. Satu di antaranya, dia berhasil menciptakan aplikasi pelayanan dan pengawasan pengadaan daring. Sehingga tak heran jika Yolanda kerap mengemban jabatan strategis di kepolisian.
Dia pernah menduduki posisi sebagai Kasubdit IV/Renakta Ditreskrimum Polda Kalimantan Timur (Kaltim) pada 2018. Lalu, dia juga pernah menjabat sebagai Penyidik Madya Ditresnarkoba Polda Kaltim pada 2019. Kemudian, pada 2020, dia dimutasi menjadi Kabag Ada Biro Log Polda Jateng.
Hingga pada awal 2022, dia diangkat menjadi Kapolres Magelang Kota dan menjadi polwan pertama yang memimpin Polres Magelang Kota. Namun, setelah 22 bulan berlalu, ibu tiga anak ini diberi amanah sebagai Wakapolresta Metro Tangerang Kota.
Dia mengaku, terkesan karena diberi kesempatan untuk menjalankan tugas di Kota Magelang. “Di sini (Magelang, Red), tentunya saya banyak belajar, banyak ditempa, dan banyak mendapatkan berkah,” bebernya saat ditemui Jumat (22/12).
Polwan lulusan D3 PTIK 2001 itu bersyukur lantaran bisa memberikan sumbangsih kepada Kota Magelang. Selama bertugas, tagline yang selalu dia sampaikan kepada anggotanya adalah urip iku urup. Tiga kata itu menjadi pengingat bagi dirinya maupun para anggota untuk selalu bermanfaat bagi sekitar.
Namun selama menjabat, dia masih memiliki pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan. Terutama soal pendekatan kepada masyarakat dan tindak kejahatan jalanan yang melibatkan anak sekolah. “Anak-anak tawuran, bawa senjata tajam, itu yang tidak normal,” lontarnya.
Selain menjalankan tugas sebagai anggota Polri, Yolanda juga menunjukkan ketertarikannya di bidang seni budaya. Alih-alih hanya dekat pada masyarakat, dia juga melebarkan sayap dengan melakukan pendekatan kepada sejumlah seniman. Baik lokal maupun nasional.
Dia pun semakin getol untuk berkarya. Idenya cemerlang agar Polres Magelang Kota semakin harum namanya. Hal itu terbukti pada momentum peringatan HUT Bhayangkara ke-76, atau tepatnya pada 7 Juli 2022 lalu, dia memiliki gebrakan baru. Yakni dengan membuat rekor MURI tari Gugur Gunung secara kolosal. Yang mana diikuti oleh lebih dari 14 ribu orang, baik secara langsung maupun daring.
Lalu, pada HUT Bhayangkara ke-77, dia kembali berinovasi. Yakni dengan pencatatan rekor MURI menari Sluku-Sluku Bathok yang diikuti lebih dari 12 ribu orang. Tarian itu murni diciptakan dengan mengadopsi nyanyian sluku-sluku bathok. Bahkan, inovasi itu diikuti oleh seniman Sujiwo Tedjo, Butet Kartaredjasa, hingga KH Ahmad Mustofa Bisri. (aya/eno)