Neutron Yogyakarta

Janji kepada Ayah Buat Lia Mustofa Pameran di Paris

Janji kepada Ayah Buat Lia Mustofa Pameran di Paris
Janji kepada Ayah Buat Lia Mustofa Pameran di Paris

RADAR MAGELANG – Memiliki ketertarikan sejak kecil terhadap dunia seni serta kegigihannya dalam mempelajari banyak hal, membawa Lia Mustafa menjadi salah seorang desainer yang cukup diperhitungkan saat ini dengan berbagai karya dan pencapaian yang diraihnya.

Dikatakannya, ia tidak memiliki latarbelakang seni atau desain dalam konteks pendidikan formal, ia belajar secara otodidak hingga membawanya dalam rentetan pencapaian, termasuk bisa memamerkan karyanya di Korea hingga Prancis.

Baca Juga: Kearifan Lokal Cuci Tangan di Padasan Gentong

Lia Mustafa, perempuan kelahiran Bandung, 21 Juli 1964 tersebut kini disibukkan dengan berbagai kegiatan berbasis sosial seperti mentor workshop bagi desainer dan pembatik muda di DIJ hingga sibuk mengelola toko yang berisi desain-desain buatannya.

“Saya lahir di Bandung, lalu sempat di Surabaya hingga akhirnya pindah ke Jogja saat SMA hingga sekarang, semua karena faktor pekerjaan orangtua,” katanya pada Radar Jogja, Sabtu (6/1).

Baca Juga: Hercules Karya Petani Desa Tegalrejo Pernah Juara Teknologi Tepat Guna di Purworejo

Sebelum akhirnya memantapkan diri menjadi fashion desainer, Lia banyak berkutat dengan sektor pekerjaan lain, ia sempat bekerja di bagian administrasi keuangan hingga akuntan selama beberapa tahun.

Masa mudanya banyak dihabiskan dengan bekerja dan melakukan kegiatan berbasis seni, disebutnya ia memiliki hobi menari sejak kecil, saat kuliah Lia juga menyambi kerja hingga intens mengisi pementasan tari, hingga mengajar senam.

Hal-hal tersebut dilakukan salah satunya adalah karena janji yang diutarakan pada mendiang sang ayah.

Baca Juga: Serangan Balik PSIM Jogja Buahkan Satu Poin di Padang

“Saya anak pertama dan anak perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara, saya janji kepada mendiang ayah untuk menjaga dan menjadi tulang punggung keluarga,” tutur perempuan alumni Ekonomi UPN Jogjakarta tersebut.

Berjalannya waktu, Lia juga memiliki ketertarikan berlebih pada desain dan mempelajarinya secara otodidak, kerja keras dan semangatnya tersebut akhirnya berbuah manis.

Baca Juga: Jual Beli Serangan, PSIM Jogja Tahan Semen Padang

Ia pernah terlibat dalam berbagai pameran baik skala nasional atau internasional, meliputi Fashion and Exhibition Naning China, Show ASPAC Fashion Phillipina di tahun 2015. IFC Fashion Trend Jogja – Jogja Fashion Week – Indonesia Fashion Week di tahun 2016. Bali Fashion Trend – Surabaya Fashion Parade – Fashion KBRI Thailand di tahun 2017. Show La Moda Paris, #23 Fashion District Bandung, Muffest Jakarta Convention Centre, Reborn Potret Medan,

Jogja Fashion Week tahun 2018 hingga Asean Fashion Week di Korea Korea pada 2019.

“Mungkin pencapaian terbesar bagi saya itu saat pameran di Paris, karena itu kan kiblatnya mode ada di sana,” serunya.

Baca Juga: Menjajal Eksotisme Pantai Menganti,Selandia Baru di Kebumen

Lebih lanjut, dari berbagai pameran yang diikuti tersebut, Lia juga mendapat berbagai penghargaan bergengsi mulai dari The Best Perfomance Naning China, Australian Award for 25 Indonesian Creative Women, Asean Week Award from Korea Goverment, Buku Tikar Natuna and Appreciation from bupati Natuna hingga mendapat apresiasi sebagai jury, accompaniment, coach dedication Local, National and International.

Tak hanya itu, dalam bidang organisasi Lia juga turut aktif di berbagai kegiatan dan menjabat berbagai posisi strategis seperti President Junior Chamber International Jogja Chapter tahun 2002, President Lions Club Yogyakarta Puspita Mataram 2003, Leader for Assosiasi Perancang Pengusaha Muda Indonesia (Jogja) 2011, National Vice Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) 2018, Komtab Pengembangan Kewirausahaan – KADIN DIY 2021, ketua Tim Capacity Building dekransda DIJ dan BI serta ketua Tim Young Preuneur Academy pada 2023.

Ia meyakini, banyak pencapaian yang dicapainya turut dibantu oleh orang-orang dan pihak yang ditemuinya, ia sendiri hingga kini masih sangat senang dan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi atau sosial.

Baca Juga: NPC DIY Gelar Seleksi Terbatas untuk Jaring Atlet di Ajang Peparnas

“Sampai sekarang masih senang, cuma porsinya agak dikurangi, lebih banyak ke keluarga sekarang,” paparnya.

Saat disinggung terkait SDM dan potensi desainer muda di DIJ, Lia meyakini bahwa secara SDM maupun hasil karya sudah bagus dan sangat kompetitif untuk bersaing secara global.

Namun, ia turut berpesan kepada para desainer muda untuk terbuka dalam menjalin kolaborasi dengan sebanyak mungkin pihak, ditambah dengan manajemen ego yang perlu dikendalikan.

“Persoalannya kadang egonya masih tinggi, sama harus mau kolaborasi itu kalau mau maju,” pesannya (iza).

Lainnya

Exit mobile version