RADAR MAGELANG – Di tengah kesibukan sebagai seorang polisi, Bripka Ratna Kurniawan tetap serius menyalurkan hobinya mengoleksi motor vespa. Dia satu diantara penggila berat vespa asal Kebumen. Namanya melejit karena dia berhasil menyimpan jenis vespa yang kini terbilang cukup langka.
M. HAFIED, Kebumen
Di kalangan skuteris atau penggemar vespa, pria yang akrab disapa Wawan ini memang sudah tak asing lagi. Tak jarang kolektor vespa dari daerah lain melirik vespa di garasi rumahnya. Namun, baginya vespa bukan hanya sekadar bicara uang. Tapi sebuah kepuasan yang tak ternilai. “Ada seninya. Kadang dapat barang rongsok gitu ya. Tugas selanjutnya ya di oprek biar lebih bagus,” katanya, Jumat (12/1).
Bagi Wawan vespa merupakan kendaraan paling istimewa. Selain menyimpan banyak kisah, menurut penilaian Wawan vespa memiliki nilai plus tersendiri. Pria 38 tahun itu bahkan sudah kenal vespa sejak masih dipangkuan orang tua. Namun, kecintaan pada kendaraan jadul itu baru dimulai sejak 2009. “Kebetulan dulu bapak saya pakai vespa. Asyik aja lihat orang naik vespa, di saat yang lain pakai motor bebek modern,” ucap personel Polsek Ambal itu.
Wawan mengaku merawat motor klasik adalah hal yang tidak mudah. Selain harus rela merogoh kocek juga butuh modal kepercayaan diri. Belum lagi, ketika terjadi kerusakan. Dirinya terpaksa dituntut untuk berburu onderdil yang kini nyaris punah.
Menurutnya, motor klasik memang selalu menggoda. Ada nilai seni dan kebanggan ketika menunggang motor lawasan tersebut. “Kenapa istimewa, karena barang langka. Tidak semua punya. Pas di jalan jadi perhatian orang. Ya itu, karena sudah jarang,” ujarnya.
Seiring perjalanan waktu, kecintaan terhadap vespa membuat Wawan kini memiliki banyak koleksi vespa. Di garasi rumahnya di Desa Tanjungsari, Kecamatan Kutowinangun kini tersimpan rapi koleksi tujuh unit vespa dari berbagai jenis dan lintas generasi. Misalnya, vespa super 1971, vespa sprint latin 1970, vespa sprint bagol 1974 hingga vespa PX 1982.
Selain vespa dia juga menyimpan beberapa koleksi motor lawasan seperti DKW. Tapi dari sekian banyak koleksi, vespa-lah yang paling dia gandrungi. “Tidak tahu ya, sekarang vespa semakin berkurang. Itu justru seni. Kadang pergi ke mana, lihat barang bagus, tawar langsung beli,” jelas Wawan.
Dari vespa, Wawan juga mengenal banyak kalangan. Dia juga cukup kerasan bergabung dengan sesama pecinta vespa. Terlebih komunitas skuter ini sangat kental dengan rasa solidaritas dan persaudaraan. “Kan ada slogan tuh, satu vespa sejuta saudara. Kita bisa saling kenal dan peluang untuk koleksi barang dari teman lain,” terangnya.
Dia juga sempat kecanduan touring atau menjelajah ke suatu tempat menggunakan vespa. Hanya saja kesibukan sebagai polisi membuat dirinya tak ada waktu untuk ikut dalam kegiatan touring maupun jambore. Kendati begitu, Wawan tetap mengikuti kegiatan sesama hobi vespa melalui media sosial. “Sekarang paling monitor aja. Kadang ada teman dari mana mampir gitu. Ya silahkan,” paparnya. (pra)