JOGJA– Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) III Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) 2022, siap digelar pada 1-9 September mendatang. Ketua Panitia Peparda DIJ 2022, Rumpis Agus Sudarko menyebut, National Paralympic Committee (NPC DIJ) sudah siap melayani kontingen.
“Insyaallah semua sudah beres tinggal pelaksanaan dan juga koordinasi kecil. Kami akan menggunakan semua venue di Sleman,” jelas Rumpis bersama perwakilan NPC se-DIJ saat menggelar jumpa pers, Kamis (18/8).
Dijelaskan, Peparda 2022 ini melibatkan relawan sekitar 20 mahasiswa. Relawan ini akan dilibatkan di pembukaan dan penutupan. Di samping itu, nantinya para relawan juga akan dilibatkan di setiap cabor.
Semua kelompok disabilitas akan pertandingkan. Meski pada beberapa cabor tidak semua disabilitas dipertandingkan. “Dari disabilitas daksa, netra, grahita, dan rungu wicara. Kami memberikan kesempatan untuk bertanding. Walaupun pada kegiatan multi event di atasnya bisa jadi tidak dipertandingkan apalagi yang internasional. Ini semua karena kami mewadahi teman-teman disabilitas untuk berlaga,” terangnya.
Ketua NPC DIJ Hariyanto mengatakan, pelaksanaan Peparda di Sleman ini diharapkan menjadi tolok ukur bagi pembinaan di DIJ untuk persiapan event nasional atau multi event di tahun 2024 di Sumatra utara dan Aceh.
Menurutnya, persiapan yang sudah dilakukan hingga saat ini membuatnya optimistis bisa melaksanakan Peparda ini dengan sebaik-baiknya. NPC DIJ sebagai penyelenggara siap untuk melaksanakan Peparda ketiga. Tentu ini tidak lepas dari dukungan peserta yakni NPC kota dan kabupaten. “Terima kasih telah mempersiapkan kontingan,” ucap Hariyanto.
Pada ajang Peparda 2022, semua venue digelar di Kabupaten Sleman dan mempertandingkan sepuluh cabor. Sebanyak 50 persen dari jumlah cabor digelar di kompleks UNY, yakni atletik, bola voli duduk, bulutangkis, renang, dan tenis meja. Peparda tahun ini diikuti sebanyak 355 atlet. Jumlah ini lebih banyak dari gelaran sebelumya di tahun 2019, yakni sejumlah 330 atlet. “Memang di Peparda tahun ini jumlah nomor yang dipertandingkan menurun, tetapi itu tidak mengurangi antusiasme.Kami memberi warna baru agar lebih berkualitas. Jadi setiap nomor yang dipertandingkan secara tingkat kompetisinya jauh lebih baik dibandingkan Peparda sebelumnya,” ungkap Hariyanto.
Ia menyebut ada progres dari jumlah peserta, meski cabor yang sedianya diupayakan ada penambaha namun tidak ada. Ada satu cabor yang tidak bisa dipertandingkan karena persyaratan sesuai dengan pedoman Peparda, jadi tidak bisa dipertandingkan, yakni tenis kursi roda. Cabor tenis kursi roda tidak memenuhi syarat karena hanya dua kabupaten yang mendaftar. “Semoga ke depannya cabor ini maupun cabor lain bisa dipertandingkan di Peparda keempat tahun 2024 di Gunungkidul,” imbuh Hariyanto.
Hariyanto menyebut pihaknya berupayauntuk memfasilitasi atlet, seperti halnya cabor tenis kursi roda yang tidak bisa dipertandingkan. “Kami upayakan ada kejuaraan yang bisa mengakomodasi dan juga mendeteksi kemampuan para atlet.Karena tenis kursi roda menjadi penyumbang medali terbanyak di Peparnas 2016 dan 2021,” ucap Hariyanto. (cr5/din)