JOGJA – Erwan Hendarwanto (EH) akhirnya resmi diperkenalkan menjadi suksesor Imran Nahumarury untuk menakhodai tim PSIM Jogja di lanjutan kompetisi Liga 2 musim 2022/2023. Meski harus melakukan pergantian pelatih di awal kompetisi, manajemen tim Laskar Mataram tetap memasang target maksimal, yakni promosi ke Liga 1 musim depan.
Manajer PSIM Jogja Farabi Firdausy mengatakan, dari sejumlah nama kandidat yang telah masuk, manajemen akhirnya menetapkan untuk mengangkat EH menjadi pelatih kepala. Setelah resmi ditunjuk menjadi pelatih, Erwan langsung memimpin latihan Sunni Hizbullah dan kawan-kawan, Rabu (21/9).”Memang yang paling meyakinkan dan kami pahami sesuai dengan kebutuhan tim saat ini adalah coach Erwan ,” kata Farabi.
Menurutnya, dipilihnya Erwan menjadi suksesor Imran Nahumarury tak lepas dari kesiapannya untuk memikul tanggung jawab memimpin tim yang memiliki target promosi ke Liga 1 musim depan. “Kami sudah berkomunikasi secara intens dan coach Erwan sudah siap untuk membawa tim ini memenuhi target promosi Liga 1. Manajemen juga siap untuk mendukung target tersebut,” tegasnya.
Farabi mengatakan, salah satu dukungan penuh manajemen kepada EH dalam menyiapkan tim di antaranya dengan memberikan keleluasaan dalam menentukan pendamping dalam tim kepelatihan. “Saat ini yang sudah diajukan adalah coach Ananto Nurhani. Mulai hari ini keduanya sudah memimpin latihan. Ke depan tidak menutup kemungkinan kami juga akan memberikan kesempatan untuk menambah pemain di putaran kedua,” jelasnya.
Erwan Hendarwanto menyampaikan keputusannya untuk menerima pinangan PSIM di momen yang sedang tak baik. PSIM sedang dalam situasi kurang baik karena belum mendapatkan kemenangan di empat laga yang telah dijalani. “Ketika saya menerima, pastinya saya sudah menganalisis semuanya. Bahwa materi pemain PSIM itu sebenarnya cukup bagus. Dengan target itu tentunya akan kami jadikan motivasi,” ungkap Erwan usai memimpin latihan di Stadion Mandala Krida.
Pada sesi latihan, Erwan memperkenalkan bagaimana konsepnya saat bermain agar pemain bisa memahami apa yang diinginkan. Sebab ia hanya punya waktu maksimal dua hari jelang laga kontra Persekat Tegal. “Mereka pemain profesional yang tidak perlu lagi kita ajari untuk pemahaman taktikalnya. Untuk semangatnya masih sangat luar biasa. Semoga di waktu yang sempit ini kami bisa lebih baik,” imbuhnya.
Erwan menjelaskan, sebagai pelatih yang sejak awal lahir dan besar di PSIM, momen kembali untuk bisa melatih PSIM jelas sebuah hal yang telah dinanti-nantikannya.
Baginya, menjadi pelatih di PSM adalah sebuah kebanggaan bagi seseorang yang memang tinggal di Jogja. “Jadi mudah-mudahan rasa ini tidak hanya kami yang merasakan, tapi harus ada bentuk kerja keras. Saya sudah sampaikan ke pemain bahwa saya tidak membangun sebuah tim, tapi saya membangun sebuah keluarga. Di dalam sebuah keluarga itu pasti saling support dan saling dukung,” ujarnya.
Menurut Erwan, target promosi ke Liga 1 yang dicanangkan manajemen PSIM menjadi tantangan yang tidak mudah untuk direalisasikan. “Jelas ini adalah tantangan.Manajemen punya target promosi yang kalau dipikir itu berat. Tapi kalau kita jalani bersama pasti bisa direalisasikan,” paparnya. (cr5/din)