BANTUL – PSIM Jogja meraih kemenangan keduanya musim ini setelah menumbangkan Persela Lamongan dengan skor 1-0 di Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul, Selasa (27/9) sore. Gol semata wayang Laskar Mataram, julukan PSIM Jogja dicetak penyerang gaek Cristian Gonzales di menit 71.
Tambahan tiga poin mengangkat PSIM Jogja ke posisi tiga klasemen Grup Tengah dengan poin sembilan. Meskipun sukses meraih poin penuh, permainan tim pujaan Brajamusti dan The Maident ini belum memenuhi ekspektasi. Masih banyak yang harus dibenahi, terutama komunikasi di lini belakang dan transisi yang masih negatif.
Pelatih PSIM Jogja Erwan Hendarwanto (EH) menyebut kekurangan pasti ada dan menjadi bahan evaluasi. Dia juga menekankan kepada para pemainnya untuk tidak berpuas diri. Sebab perjalanan kompetisi masih panjang.”Mudah-mudahan tren ini bisa terus berprogres dan positif hasilnya,” ujarnya pada sesi jumpa pers usai laga.
Namun, EH bersyukur atas kemenangan yang diraih ini. Ia juga mengapresiasi kerja keras pemainnya. Menurutnya, semua pemain tampil ngotot dan penuh semangat. “Saya ucapkan terima kasih pada para pemain yang tampil luar biasa hingga akhirnya bisa memenangkan pertandingan yang cukup ketat,” ujarnya.
Diakuinya, pada babak pertama PSIM membuat sejumlah kesalahan sehingga menghasilkan counter attack bagi Persela. “Untuk evaluasi mungkin hanya mengantisipasi bagaimana transisi dari attacking ke defending. Tapi Alhamdulillah pemain bisa tampil lebih baik di babak kedua sehingga bisa mengatasi counter attack Persela,” ucap Erwan.
Yang menarik, kemenangan Aditya Putra Dewa dkk ini diraih saat PSIM bermain tanpa bek murni. Ya, karena kehilangan tiga bek sekaligus, EH bereksperimen. Dia memainkan dua gelandang bertahan, Syarif Wijianto dan Izmy Yaman Hatuwe sebagai duo bek tengah.
Mereka menggantikan peran Jodi Kustiawan cedera sejak pramusim. Sunni Hizbullah cedera saat pemanasan melawan Persekat Tegal minggu lalu. Yang terakhir Obet Choiri juga dalam kondisi tidak fit. “Ya terpaksa Syarif dan Izmy kami mainkan di bek,” ujar EH.
Tapi eksperiman EH ini tidak sia-sia. Duet Syarif dan Izmy mampu meredam para penyerang Persela. Yang paling mencolok adalah di babak pertama, mereka sempat meninggalkan penyerang Persela Zulham Zamrun berhadapan langsung dengan kiper Sendri Johansyah. Hal itupun tidak luput dari perhatian Erwan. “Transisi dari attacking ke defends memang masih perlu diperbaiki,” tuturnya.
Pemain PSIM Jogja Ghulam Fatkur Rahman merasa lega atas hasil di laga ini. Ia berterima kasih kepada para suporter yang selalu mendukung Laskar Mataram. Dia berharap tim ini bisa menjaga tren positif ini. Di luar kandang nanti kami pasti bakal main all out. “Setiap laga Insya Allah targetnya poin tiga,” katanya.
Pelatih Persela Lamongan Fakhri Husaini mengaku kecewa atas hasil yang diperoleh timnya. Ia menilai, sejatnya permainan anak asuhnya di babak pertama cukup baik karena memiliki banyak peluang dan mendominasi laga. “Serangan balik juga cukup bagus untuk mengkonversi menjadi gol. Sayang beberapa peluang tidak jadi gol,” jelasnya.
Penampilan berbeda ditunjukkan di babak kedua. Fakhri mengakui timnya nyaris tidak memiliki peluang. “Saya juga tidak mengerti kenapa pemain seperti kehilangan konsentrasi dan kepercayaan diri. Justru kami terlalu banyak kehilangan bola. Ini seharusnya tidak boleh terjadi,” ungkapnya. Baginya, di sepak bola sedikit kesalahan dan kehilangan fokus akan membuat poin yang diimpikan hilang. (cr5/din)