JOGJA – PSIM Jogja mengeluarkan pernyataan resmi terkait tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, yang terjadi Sabtu (1/10) lalu. Sebanyak lima pernyataan sikap dikeluarkan Laskar Mataram untuk menyikapi peristiwa yang membuat ratusan orang meninggal dunia itu. PSIM mendukung pemerintah bersama dengan FIFA untuk memperbaiki tata kelola persepakbolaan di Indonesia.
Berkaca pada kasus itu,PSIM mengeluarkan lima pernyataan sikap.Pertama, tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa yang menyentak seluruh insan persepakbolaan nasional. Duka cita yang mendalam kepada seluruh korban, keluarga, kerabat korban dan keluarga besar Aremania.”Kedua, tragedi Kanjuruhan merupakan tragedi nasional, dan untuk itu kami mendukung penuh adanya penyelidikan atau investigasi secara menyeluruh dan mendalam terhadap peristiwa tersebut,” bunyi pernyataan sikap itu.
Ketiga PSIM yakni, seluruh insan sepak bola Indonesia termasuk klub, federasi, operator, pihak keamanan, panitia pelaksana pertandingan dan suporter hendaknya melakukan introspeksi secara menyeluruh dan melakukan langkah antisipasi yang layak agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di tanah air kita.
Keempat, dibentuk forum komunikasi antara klub, operator, federasi, pihak keamanan dan suporter untuk meninjau ulang tata cara pelaksanaan pertandingan secara keseluruhan.”Lima, mendukung penuh upaya pemerintah Republik Indonesia bersama FIFA untuk membentuk Tim Transformasi Sepak Bola Indonesia.
Sebelumnya, ribuan suporter berkumpul di Stadion Mandala Krida untuk mendoakan para korban tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang pada, Selasa (4/10). Acara itu menjadi momentum para suporter yang selama ini menjadi rival menurunkan egonya masing-masing. Selain pendukung Laskar Mataram, Brajamusti dan The Maident, pendukung suporter dari PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS), Slemania, dan pendukung dari Persis Solo Pasoepati, serta sejumlah kelompok suporter lain turut hadir.
Pelatih PSIM Jogja Erwan Hendarwanto mengaku bangga dengan momen perdamaian antara suporter PSIM dengan suporter Persis Solo dan PSS. Erwan melihat sisi berbeda pada acara doa bersama beberapa waktu lalu itu. Perdamaian tiga suporter ini tak dilakukan secara simbolis antarpengurus.
Ribuan suporter PSIM, Persis Solo dan PSS bisa langsung berada dalam satu tempat secara damai. “Waktu ada doa bersama, kita prihatin dengan kejadian di Kanjuruhan. Namun di sisi lain, ada sesuatu yang luar biasa. Para suporter mau menurunkan ego untuk bersatu,” kata Erwan.
Ia juga merasakan sendiri bagaimana efek negatif dari rivalitas yang berlebihan. Maka dari itu, ia turut gembira dengan terciptanya perdamaian antara suporter PSIM dengan suporter PSS dan Persis Solo. Baginya, ini menjadi awal yang bagus untuk perjalanan bersama kedepannya.”Harapannya momen ini bisa terus dilanjutkan. Tidak ada lagi unsur kebencian di kalangan suporter,” ucap Erwan.
Ketika kompetisi sudah berjalan, momen perdamaian itu akan mendapat ujian. Erwan ingin para suporter bisa menghadapi setiap ujian agar terus berpegangan tangan. “Dengan hilangnya unsur kebencian, sepak bola kembali menjadi hiburan, kreativitas suporter juga menjadi tontonan yang menarik,” ujarnya.
Sementara itu, para penggawa Laskar Mataram kembali menjalani sesi latihan di Stadion Mandala Krida, Senin (10/10) sore. Latihan ini dihelat usai tim diliburkan selama beberapa hari seiring dengan diberhentikannya liga Indonesia untuk sementara waktu. Latihan ini dalam rangka melihat kondisi pemain dan dan menjaga mood.”Menjaga semangat dan sentuhan mereka,” ungkap Erwan.(cr5/din)