SLEMAN – PSS Sleman menyusul dua kontestan Liga 1 lainnya, Madura United dan Persis Solo, yang menyatakan sikap atas tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu. Insiden yang menewaskan 132 orang itu terjadi usai laga bertajuk Derby Jatim antara Arema FC dengan Persebaya Surabaya.
PSS Sleman mengambil sikap tegas untuk memberikan dukungan soal investigasi penyebab insiden berdarah tersebut. Selain itu, tim berjuluk Super Elang Jawa itu juga menyampaikan enam hal penting sebagai bentuk respons kepedulian klub terhadap tragedi Kanjuruhan.
“Mengenai tragedi Kanjuruhan, banyaknya gas air mata yang ditembakkan dan berbagai kesalahan penanganan yang membuat jatuhnya banyak korban membuat kami meminta pertanggungjawaban kepada pihak yang bersalah atas tragedi ini,” tulis rilis resmi klub.
“Semoga seluruh keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan dan kekuatan untuk melewati tragedi ini,” ujar Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada Andywardhana Putra.
Manajemen PSS juga meminta pertanggungjawaban kepada pihak yang bersalah atas tragedi Kanjuruhan. PSS mendukung investigasi yang dilakukan oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dan terus mencari tersangka untuk bertanggung jawab terhadap tragedi Kanjuruhan. “Kami menghormati keputusan yang akan diambil oleh pemerintah,” tegas Andy.
Atas nama klub, Andy juga menyoroti aspek-aspek perbaikan penyelenggaraan pertandingan. PSS juga meminta penjadwalan pertandingan malam ditiadakan sesuai rekomendasi FIFA kepada pemerintah dengan jadwal kick off terakhir pada pukul 17.00. FIFA juga mengimbau agar pertandingan Liga 1 dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu.
Selain itu, manajemen PSS berharap dilakukan koordinasi yang lebih baik dan intens dari operator liga kepada panitia pelaksana, pihak keamanan, serta suporter untuk meningkatkan kualitas pertandingan. Khususnya mitigasi terhadap bencana apapun yang terjadi dan protokol kesehatan yang mumpuni ketika berada di stadion dan luar stadion.
Kemudian, manajemen PSS meminta kepada seluruh suporter, baik tuan rumah maupun tamu untuk menghargai keputusan panpel terkait segala peraturan yang dibuat. “Kami meminta segera melakukan reformasi dan evaluasi sistem dan regulasi dalam kompetisi dan pertandingan sepakbola Indonesia serta kebijakannya, agar bisa menyelenggarakan pertandingan dengan lebih baik ke depannya,” katanya.
Yang terakhir, Laskar Sembada mengajak semua klub untuk melakukan evaluasi dan perbaikan atas kondisi dan fasilitas di stadion masing masing demi menunjang pelaksanaan pertandingan yang aman dan nyaman. (cr5/din)