Neutron Yogyakarta

Tiga Atlet Akuatik Lanjutkan Studi di Luar Negeri

Tiga Atlet Akuatik Lanjutkan Studi di Luar Negeri
PRESTASI: Owner Klub JAQ Boyke Dharma, elatih klub JAQ Rosa Palmastuti, orang tua Atlet Muhammad Rizali Umarella, dan erwakilan Pengda PRSI DIJ AA Ngurah Gede Ari Utama seusai memberikan keterangan pers di Hotel Grand Tjokro, Jumat (2/6).(GREGORIUS BRAMANTYO/RADAR JOGJA)

RADAR MAGELANG – Tiga atlet akuatik DIJ dari tim JAQ mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di luar negeri melalui beasiswa Indonesia Maju. Mereka adalah Gabriella Gwen Lambert (renang lintasan), Aurelia Kartika Dharma (renang lintasan), dan Nabilah Marwa Khairunnisa Umarella (renang artistik). Ketiganya masing-masing diterima di universitas berbeda.

Aurelia mengambil program Studi Teknologi Pangan di Wageningen University, Belanda. Kemudian Gabriella Gwen memilih jurusan Linguistik di University of Massachusetts, Amherst, Amerika Serikat. Sedangkan Nabilah mengambil jurusan Psikologi di University of British Columbia, Kanada.

Gwen memutuskan mengambil jurusan linguistik karena merasa memiliki passion di bidang bahasa. “Menurut saya bahasa itu menjadi suatu hal yang mudah dan Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah dan linguistik akan cocok untuk Indonesia ke depannya,” ujar Gwen.

Meski berkuliah di luar negeri, dia menyebut akan tetap menekuni olahraga renang. Terlebih universitas tempat dia belajar juga sering mengadakan kompetisi antar kampus. “Dan kalau ada panggilan untuk DIJ atau Indonesia saya bisa memenuhinya,” ungkapnya.

Aurelia berharap dirinya dapat menginspirasi juniornya untuk meraih pendidikan setinggi mungkin. Di samping itu juga tidak meninggalkan sekolah meski menekuni bidang olahraga. Selama kuliah, Aurelia tetap ingin melanjutkan karir sebagai perenang dengan tetap rajin berlatih. “Saya juga ingin mengembangkan pengetahuan saya dengan mencoba untuk melatih klub di sana,” ucapnya.

Dia sendiri mengambil jurusan teknologi pangan karena menurutnya bidang itu memiliki potensi yang besar di masa depan. Karena semua manusia membutuhkan makanan. “Tapi selain itu saya juga ingin bermanfaat dengan masyarakat sekitar dengan menciptakan nutrisi juga,” jelas Aurelia.

Owner Team JAQ Boyke Dharma mengatakan, pihaknya selalu menekankan prestasi akademik kepada atlet, selain dari prestasi olahraga. Selain itu juga ingin mengubah stigma dan mindset selama ini bahwa atlet itu tidak hanya tentang medali dan juara saja. Harapannya PRSI DIJ dapat mencontoh apa yang sudah dilakukan klub binaannya. “Sehingga ke depan ada atlet lainnya yang bisa mencontoh ketiga atlet tersebut dan memiliki masa depan yang baik,” katanya.

Pelatih klub JAQ Rosa Palmastuti menyebut, karir atlet tidaklah panjang. Khususnya atlet akuatik hanya berkisar hingga usia 28 tahunan. Sehingga persoalan pun muncul saat atlet memasuki masa pensiun. Pada program latihan yang disusun selama ini, dirinya bersama klub pun berusaha menyeimbangkan dengan kurikulum pendidikan yang ada.

Sebab keberadaan klub tidak hanya sebagai klub olahraga, tapi juga merupakan entitas pendidikan. “Harapannya dapat memberikan pemahaman kepada atlet untuk mempelajari hal lain maupun melatih soft skill di luar bidang olahraga. Serta mendorong atlet mencapai cita-cita yang diimpikan,” ujarnya.

Perwakilan Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) DIJ AA Ngurah Gede Ari Utama mengaku terkejut dengan pencapaian prestasi ketiga atlet tersebut. Sebab selama ini pihaknya tidak memiliki peran dan belum pernah membuat program seperti yang disusun oleh klub JAQ.

Meski begitu, hal ini menjadi kesempatan bagi PRSI DIJ untuk mencontoh hal-hal positif dari klub JAQ. Harapannya memberikan kontribusi yang baik bagi para atlet akuatik. “Tidak hanya fokus pada prestasi olahraga, namun juga prestasi akademik,” harapnya. (tyo/din/sat)

Lainnya