RADAR MAGELANG – Sebanyak 1.200 pesepeda dari berbagai daerah mengikuti event tahunan, Tour de Borobudur (TdB) XXIII. Yang mana menjadi satu gelaran untuk mengkolaorasikan sport dan tourism. Dengan mengusung tema ‘Unity in Diversity’, para pesepeda ini turut menggaungkan pesan tentang indahnya persatuan di tengah keberagaman yang ada.
Ketua panitia TdB 2023 Hendra Darmanto menyebut, terjadi penurunan jumlah peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Tahun lalu, ada sebanyak 1.500 peserta, tapi kali ini berjumlah 1.200 peserta. Beberapa di antaranya berasal dari mancanegara. “Hari pertama Sabtu (5/8/23), ada 300 peserta dengan 60 atlet. Sedangkan hari kedua ini ada 1.200 peserta, mayoritas funbike,” terangnya di sela acara, Minggu (6/8/23).
Dia menilai, penurunan jumlah peserta ini dikarenakan minat olahraga sepeda cenderung bergeser. Mereka lebih memilih lari. Namun, event yang diselenggarakan sejak 2001 ini, sebetulnya tidak berfokus pada kenaikan jumlah peserta. Melainkan untuk penetrasi berbagai cerita. Sehingga menjadi tolok ukur untuk event-event sepeda lainnya.
Baca Juga: Ada TdB , Berharap Larisi Produk UMKM di Sekitar Candi Borobudur
Di hari pertama, Hendra menjelaskan, segmennya lebih mengarah pada sport. Para peserta yang terdir dari puluhan atlet nasional saling berkompetisi dan mendapat penghargaan. Adapun rute yang dilalui dari halaman Pura Mangkunegaran, Solo menuju objek wisata Candi Cetho, lalu ke Karangpandan, Karanganyar dengan total 113,7 kilometer (km).
Sementara di hari kedua, para peserta diajak untuk menikmati wisata di sepanjang rute yang dilalui. Mereka memulai perjalanan dari Surakarta, melintasi Klaten dan Sleman, serta finis di Candi Borobudur, Magelang. Dengan total jarak yang ditempuh 103 km. Masing-masing dari mereka mendapat medali finisher yang dirancang khusus sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi kreatif.
Di lokasi finis, seluruh peserta disambut penampilan musisi Anji dan Cak Lontong yang menghibur para cyclist. Selain itu, juga ada pameran UMKM dari Magelang yang turut andil dalam kegiatan ini. Para pelaku UMKM ini berhasil lolos kurasi sehingga mampu menunjukkan produknya kepada para peserta TdB.
Baca Juga: Ke Candi Borobudur Sekalian Perpanjang VoA
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang menggandeng para disabilitas, kini panitia melibatkan sivitas akademika Universitas Negeri Semarang (Unnes). Untuk melakukan penelitian terhadap dampak TdB, mulai dari sektor perusahaan, publikasi, hingga ekonomi kreatif. “Ini termasuk pemberdayaan sektor-sektor di daerah,” katanya.
PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko menyambut baik penyelenggaraan event TdB ini. Dengan mengusung sport tourism, aktivitas olahraga di destinasi TWC, turut menyertai sebagai penguat program quality and sustainable tourism. Yang dapat memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
General Manager TWC Unit Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan, event TdB ini menjadi atraksi pendukung dalam mempromosikan Candi Borobudur. “Karena aktivitas yang akan terus digalakkan ini, kami berpedoman pada empat pilar pengelolaan kawasan Candi Borobudur. Yakni konservasi, spiritualisas, edukasi, dan komersialnya,” jelas dia.
Baca Juga: Urus Perpanjangan Izin Tinggal WNA Bisa Dilakukan di Candi Borobudur
Berbicara soal dampak, kata dia, bisa dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung. Baik peserta TdB maupun pengunjung secara umum. Dia optmistis, gelaran ini mampu meningkatkan aktivitas kunjungan di Candi Borobudur. Apalagi wisatawan masih bisa berkunjung meskipun ada kegiatan TdB. (aya/pra)