RADAR MAGELANG – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIJ melepas 20 atlet cabang olahraga (cabor) Taekwondo. Untuk berlaga pada ajang Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (BK PON) XXI di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur pada 27-30 Oktober 2023 mendatang.
Ketua Umum KONI DIJ Djoko Pekik Irianto meminta agar para atlet bermain dengan baik. Sebab mereka sudah melakukan persiapan yang cukup lama. “Secara teknis dan secara fisik saya kira para atlet sudah siap semua,” tuturnya saat Pelepasan taekwondoin di Gedung Wanabakti Yasa Kompleks KONI DIJ, Selasa (24/10) pagi.
Untuk pemberangkatan kali ini, Djoko Pekik hanya berpesan dua hal kepada para atlet yang akan bertanding di ajang BK PON mendatang. “Satu main dengan tenang dan kedua bermain dengan gembira,” ungkapnya.
Djoko Pekik juga berharap, agar para taekwondoin bisa merealisasikan target yang telah dicanangkan oleh tim pelatih atau individu masing-masing. Tidak menjadikan target itu sebagai beban saat berlaga. “Mudah-mudahan dengan keberangkatan mereka ini bisa berjalan dengan lancar. Agar mereka bisa bertanding secara maksimal dan dengan senang. Semoga mereka bisa mendapat hasil yang sebaik-baiknya,” harapnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pengurus Daerah (Pengda) Taekwondo Indonesia DIJ Wesley Tauntu menjelaskan ke-20 atlet yang diberangkatkan ini. Mereka akan diturunkan di 20 nomer dari 22 nomer yang akan dipertandingkan.”Kami akan melakukan teknikal meeting kemudian penimbangan dan 27 (Oktober) akan mulai bertanding sampai 30 (Oktober) mendatang,” ucapnya.
Wesley mengaku pada ajang BK PON XXI, ia menargetkan akan meloloskan para atletnya di enam nomor sampai delapan nomor pada poomsae dan kyorugi. Menurut Wesley, para taekwondoin yang diberangkatkan pada ajang BK PON XXI semuanya potensial. Sebab semua taekwondoin yang dikirim punya peluang besar dan sudah disiapkan selama dua tahun.
Baca Juga: Aditya Rizky, Taekwondoin yang Ikut Perkuat DIJ di PON Papua
Pengurus juga sudah melihat peta persaingan pada ajang BK PON XXI ini masih sama. Yang sebagian besar masih di Jawa seperti DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jateng. “Kalau luar Jawa yang kami waspadai Kaltim,” tandasnya. (ayu/pra)