RADAR MAGELANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mencatat ada 14 kapanewon yang berpotensi bencana gerakan tanah hingga banjir bandang. Pada musim hujan seperti sekarang, masyarakat pun diminta waspada.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Bambang Kuntoro mengatakan, belasan kapanewon itu, di antaranya, Berbah dengan potensi banjir bandang. Lalu Cangkringan dengan ancaman gerakan tanah atau longsor dari menengah hingga tinggi dan banjir bandang.
Di Kapanewon Depok berpotensi banjir bandang. Lalu di Gamping dan Godean memiliki potensi tanah longsor dari menengah hingga tinggi. Kemudian Kalasan juga memiliki potensi banjir bandang.
Bambang melanjutkan, Kapanewon Minggir, Mlati, Ngaglik, dan Ngemplak diketahui memiliki potensi banjir bandang. Kemudian Pakem dan Prambanan sama-sama punya potensi tanah longsor menengah hingga tinggi dan bencana banjir bandang.
“Sementara untuk Seyegan juga memiliki potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi. Kemudian Tempel, potensi gerakan tanah dan banjir bandangnya kategori menengah,” ujar Bambang kepada Radar Jogja Sabtu (25/11).
Terkait ancaman itu, ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Terlebih dengan sudah mulai masuknya musim hujan seperti sekarang yang meningkatkan berbagai potensi bencana hidrometeorologi.
Menurut Bambang, pihaknya sudah menyiagakan early warning system (EWS) pada beberapa titik rawan bencana. Adapun jumlah EWS di Kabupaten Sleman mencapai 37 titik. Paling banyak di kawasan lereng Gunung Merapi dan Kapanewon Prambanan. Dari jumlah itu, ada 12 EWS banjir lahar hujan.
“Sudah kami lakukan perbaikan. Kita cek apakah berbunyi atau tidak. Kabel-kabelnya juga kami cek kembali agar siap menghadapi musim hujan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan menambahkan, Kabupaten Sleman juga memiliki potensi bencana pohon tumbang. Pada Jumat (24/11) lalu sedikitnya ada delapan titik pohon tumbang yang diakibatkan hujan dengan angin kencang.
Ke delapan titik itu tersebar di Kapanewon Turi, Pakem, Kalasan, Tempel, Mlati, Godean, Ngemplak, dan Seyegan. Adapun di Turi terdapat enam titik pohon tumbang. Terjadi di Kalurahan Wonokerto dan Girikerto.
Lalu di Kapanewon Pakem dan Kalasan masing-masing satu titik pohon tumbang yang menutup akses jalan. Kemudian di Tempel pohon tumbang menimpa rumah. Di Mlati ada dua titik kejadian pohon tumbang.
Di Godean dan Ngemplak satu titik pohon tumbang, sementara di Seyegan dua titik pohon tumbang yang menimpa rumah. “Untuk saat ini sudah terkondisi dan dilakukan penanganan,” ungkap Makwan. (inu/laz)