RADAR MAGELANG – Hasil negatif diraih PSS Sleman dalam lawatan ke kandang PSIS Semarang, di Stadion Jatidiri, Minggu (3/12). PSS Sleman kalah 0-1 dari tuan rumah. Sebiji gol PSIS dicetak Carlos Fortes dari titik penalti di menit 45+3.
Kekalahan ini sekaligus menghentikan sementara momentum kebangkitan PSS Sleman setelah di laga sebelumnya mengalahkan Barito Putera 2-1 di kandang. Kekalahan PSS juga ternoda aksi kerusahan antarsuporter jelang laga bubaran. Mereka saling melemparkan botol. Babak kedua yang seharusnya mendapatkan tambahan 90+5 menit, harus dihentikan pada menit ke-90+2 karena sejumlah suporter masuk ke lapangan.
Dengan kekalahan ini, tim berjuluk Super Elang Jawa ini tertahan di urutan 13 klasemen sementara Liga 1 2023-2024 dengan mengemas 23 poin dari 21 laga yang dimainkan. Sebaliknya bagi Laskar Mahesa Jenar- julukan PSIS Semarang, tambahan tiga poin mengangkat posisi mereka di urutan ketiga dengan 37 poin dari 20 laga yang dimainkan.
Pelatih PSS Sleman Risto Vidakovic mengatakan sebenarnya tim Laskar Sembada saat ini sedang di jalan yang bagus. Dan itu terbukti pada babak pertama, anak asuhnya bisa merespons dengan baik. Mereka juga banyak menciptakan peluang berbahaya ke gawang PSIS yang dikawan M Adi Satriyo.
Baca Juga: Dihentikan di Menit 90+2, Jadi Kekalahan Perdana Risto Vidakovic Bersama PSS Sleman
Menurut Risto, pada babak kedua tim mencoba mengambil resiko. Tapi malah para pemain lepas kontrol. Sehingga hal tersebut membuat tim lawan bisa melakukan serangan balik. “Mereka menyerang balik, menciptakan banyak peluang,” jelasnya.
Gelandang PSS Sleman Kim Jeffry Kurniawan mengaku kekalahan ini merupakan hasil yang mengecewakan. Apalagi gol penentu lawan diciptakan melalui titik pinalti. Padahal semua pemain sudah menunjukkan semangat juang yang tinggi.”Kalah melalui gol pinalti itu lebih menyakitkan,” tegasnya.
Pelatih PSIS Semarang Gilbert Agius mengakui pada babak pertama skuad tim Laskar Mahesa Jenar tidak bermain bagus. Anak asuhnya tidak bermain separti biasanya. Maka tak salahjika akhirnya PSS Sleman berhasil memberikan tekannan di babak pertama.”Tapi saat di ruang ganti sesuatu yang kami rencanakan sehingga berdampak di babak kedua,” katanya.
Gilbert juga mengaku dilaga ini sangat menyukai fighting spirit para pemainnya. Sebab para anak asuhnya telah berkomitmen dan bisa menjalankan hal yang lebih baik di babak kedua.”Pertandingan ini sangat sulit. Dan dilaga Indonesia ini saya akui sangat sulit dan keras,” ucapnya.
Baca Juga: Risto Vidakovic Inginkan PSS Sleman Raih Poin Maksimal di Jatidiri Semarang
Pemain tengah PSIS Semarang Dewangga menyebut libur tidak bertanding selama tiga pekan lalu membuat para pemain sedikit nerveous di laga ini. Jadi para pemain juga agak kesulitan memainkan apa yang diinginkan pelatih di babak pertama. “Para pemain juga diskusi untuk babak kedua harus bagaimana. Dan hasilnya positif,” tandasnya.(ayu/din)