Neutron Yogyakarta

Ari Maring, Winger PSIM Jogja yang Hobi Naik Vespa, Kasih Nama Kesayangan, Sering Dielus-elus agar Tak Ngambek

Ari Maring, Winger PSIM Jogja yang Hobi Naik Vespa, Kasih Nama Kesayangan, Sering Dielus-elus agar Tak Ngambek
NYAMAN DENGAN VESPA: Winger PSIM Jogja Risma Ariyanto Maring dengan Vespa kesayangannya. Ia sering berkendara di jalanan Jogja dengan Vespanya untuk melepas penat.Dok Pribadi Ari Maring

RADAR MAGELANG – Pemain PSIM Jogja Risman Ariyanto Maring memiliki hobi mengendari sepeda motor Vespa. Pesepak bola dengan posisi winger yang akrab disapa Ari Maring ini sudah “jatuh cinta” dengan Vespa jauh sebelum ia memperkuat Laskar Mataram

RIZKY WAHYU, Jogja

Ari mengungkapkan ketertarikannya kepada Vespa sudah dirasakan sejak duduk di bangku SMP. Namun ia mengakui saat itu belum cukup uang untuk membeli motor sendiri. Punya Vespa baru terwujud ketika ia sudah menjadi pemain di Liga Indonesia.

“Orang tua saya gak punya vespa. Saya suka dari SMP, sering lihat Vespa di jalan, sampai SMA jadi kepingin. Tapi ketika itu belum bisa beli. Alhamdulillah pas main di Liga, udah bisa beli,” ujarnya saat ditemui Radar Jogja kemarin (8/12).

Baca Juga: PSIM Jogja: Kulo Nuwun 12 Besar 

Pemain asal NTT itu kini telah mengoleksi dua Vespa. Menurutnya, Vespa adalah motor yang unik dan nyaman saat dikendarai.

Saking cintanya kepada Vespa, pemain yang lincah ini juga telah memboyong motornya ke Jogja untuk dikendarai atau untuk jalan-jalan.

“Kalau Vespa yang paling aku suka, yang sekarang aku bawa ke Jogja. Vespa saya ini keluaran tahun 1986. Itu tipe PS Strada. Ya, menurut saya Vespa itu beda dari motor lainnya. Lebih unik dan enak saat dibawa. Ke mana-mana selalu aku bawa,” jelasnya.

Ari Maring mengaku alasan menyukai Vespa dulu karena motor tersebut memilili harga yang murah. Sehingga ia memilihnya untuk menemani kehidupan sehari-hari.
“Alasan suka dulu vespa pertama dapat harga murah, terus aku beli dan coba. Vespanya sering menemani saya kegiatan,” katanya.

Baca Juga: Ekspektasi Tinggi dari Jajaran Pelatih PSIM jogja untuk Alfriyanto Nico dan Muhammad Fadilla

Ia mengaku Vespanya dibeli sekitar lima tahun silam dengan harga Rp 7 Juta. Saat itu kondisi Vespanya masih bagus dan bisa diajak untuk jalan jauh. “Saya beli tahun 2018 waktu di Bali,” ungkapnya.

Pemain bertubuh kecil ini juga mengaku, selama tidak berkegiatan bersama teman-temannya di PSIM, ia sering berkeliling Jogja mengendarai Vespanya. Dan di PSIM, ternyata tak hanya ia saja yang menyukai vespa. Ada juga temannya yang juga menyukai Vspa.
“Di Jogja saya gak gabung komunitas Vespa. Saya cuma sering keluar sama anak PSIM. Teman-teman lainnya suka Vespa, jadi saya ikut,” tambahnya.

Saking cintanya kepada Vespanya itu, Ari Maring juga memberi nama kesayangan untuk tunggangannya itu. Pemain berusia 25 tahun ini juga mempunyai cara tersendiri saat menangani Vespa kesayangan mulai mogok. “Saya punya nama untuk Vespa saya. Vespa Ari namanya. Harus dinamain ya biar keren. Kalau dia ngambek, tinggal dipanggil terus dielus-elus biar gak ngambek,” ucapnya sambil tertawa.

Baca Juga: Dua Pemain Anyar Bertekad Bawa PSIM Jogja ke Liga 1

Diakui oleh pemain yang sudah mengoleksi tiga gol dan satu assis untuk PSIM Jogja ini, meski hobi mengoleksi vespa ia tak begitu suka untuk memodifikasi. Ia lebih suka memiliki vespa dengan tampilan klasik dan seadanya. “Kalau hunting aksesoris sih jarang. Aku lebih suka yang klasik daripada dimodifikasi. Sama Vespa aku banyak cerita, sering mogok di jalan juga,” bebernya.

Ari Maring mengaku saat di Jogja ia sangat nyaman untuk mengendarai Vespa. Sebab, katanya, Jogja mempunyai jalanan yang cukup mulus untuk dilewati saat berkendara. “Kalau di Jogja enak pakai Vespa. Jalannya enak, bagus, dan nyaman,” tandasnya. (laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version