Neutron Yogyakarta

Samuel Cristianson Kartu Merah dan Dihukum Penalti, PSIM Jogja Tertinggal di Babak Pertama Melalui Eksekusi Matheus Vieira

Samuel Cristianson Kartu Merah dan Dihukum Penalti, PSIM Jogja Tertinggal di Babak Pertama Melalui Eksekusi Matheus Vieira
KAWAL: Pemain PSIM Jogja berjibaku dengan pemain Nusantara United FC, di Stadion Mandala Krida, Jogja, Rabu (13/12) sore. (Dok PSIM)

RADAR MAGELANG – Gol penalti dari Matheus Vieira membuat PSIM Jogja tertinggal di babak pertama atas Nusantara United FC, di Stadion Mandala Krida, Jogja, Rabu (13/12) sore.

Gol pinalti ini bermula ketika para pemain Nusantara United FC menggencarkan serangan ke gawang Pancar Nur.

Kemelut di dalam kotak penalti gawang tim Laskar Mataram pun membuat lini belakang anak asuh Kas Hartadi kebingungan.

Baca Juga: Manajemen Keuangan Jadi Kendala UMKM Belum Bisa IPO dan Masuk Bursa Saham

Pemain Nusantara United FC yang berdiri leluasa menendang bola ke gawang PSIM jogja. Pancar Nur yang bingung pun terlihat mati langkah.

Alhasil, Samuel Cristianson yang berdiri di depan gawang malah menghalau bola tersebut dengan tangannya.

Sehingga dari aksinya tersebut, Samuel Cristianson diganjar kartu merah oleh wasit. Dan dari aksinya tersebut membuahkan penalti untuk Nusantara United FC.

Pada menit ke-12 Striker andalan Nusantara United FC, Matheus Vieira yang ditunjuk sebagai eksekutor berhasil menuntaskan tugasnya.

Baca Juga: Bawaslu Sleman Tertibkan 23 Spanduk Provokatif, Semua Isinya Kecaman Terhadap Ade Armando

Tendangannya berhasil membobol gawang Pancar Nur. Sehingga kedudukan menjadi 0-1 untuk keunggulan sementara tim Macan Daha Borneo.

Bermain dengan sepuluh orang tak membuat patah semangat para penggawa PSIM Jogja. Terbukti pada babak pertama ini Ghulam Fatkur dkk terus mencoba membangun serangan.

Walaupun pada babak pertama ini, di menit-menit awal laga, tim Nusantara United FC berhasil mendominasi permainan.

Banyak ancaman yang di lancarkan ke gawang Laskar Mataram. Namun para pemain PSIM Jogja tetap berusaha untuk mencoba bangkit dari ketertinggalan.

Baca Juga: Sambut Nataru, Pelanggan KA Argo Dwipangga Bisa Gunakan Kereta Eksekutif dan Luxury New Generation

Terbukti, Yudha Alkanzha sempat memberi ancaman. Namun tendangamnya masih bisa dihalau kiper Nusantara United FC.

Para penggawa Laskar Mataram kembali mengancam gawang Nusantara United. Kali ini, Vengko Armedya yang mengancam gawang Nusantara United di menit-menit akhir babak pertama. Namun masih bisa dibendung oleh kiper Nusantara.

Namun usaha anak-anak Jogja belum menuai hasil di babak pertama ini. Sehingga mereka harus rela tertinggal 0-1 terlebih dahulu oleh Nusantara United FC. (ayu/amd)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)