MUNGKID, Koran Magelang – Tradisi mitoni dalam budaya jawa merupakan suatu upacara pada bulan ketujuh masa kehamilan pertama seorang perempuan. Meski di setiap daerah berbeda-beda tata cara pelaksanaannya, namun inti dari kegiatan tersebut sama.
Yakni memohonkan doa agar jabang bayi (janin) dalam kandungan beserta calon ibu yang sedang mengandung senantiasa memperoleh keselamatan dan keberkahan hingga masa kelahiran tiba.
Menariknya, salah satu dusun yang berada di ketinggian 650 mdpl wilayah Pegunungan Menoreh, Kabupaten Magelang itu masih melestarikan tradisi tersebut. Tepatnya berada di Dusun Kerug Batur, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur.
Untuk lebih mengenalkan tradisi tersebut, warga Kerug Batur menggelar pameran bertajuk tradisi mitoni beberapa waktu lalu. Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya nguri-nguri kabudayan leluhur agar tetap lestari dan dikenal banyak orang, terutama pada generasi muda.
Kordinator Kegiatan Andrianus Endro mengungkapkan dalam tradisi mitoni terdapat banyak rangkaian proses didalamnya yang sarat akan makna dan tujuan. “Upacara mitoni sendiri mengandung doa dan harapan untuk keselamatan bayi beserta ibunya,” papar Endro saat ditemui di sela kegiatan.
Lebih lanjut Endro memaparkan selain menampilkan foto, dalam pameran juga ditampilkan beragam properti yang digunakan ketika melaksanakan tradisi mitoni. Seperti batik, cengkir gading yang telah digambar tokoh pewayangan btara kumojoyo dan btari kamaratih, kendi, gentong, dan gayung dari kelapa tua.
“Acara berlangsung selama lima hari tanggal 26 – 30 Juni 2022. Diisi dengan beberapa rangkaian acara seperti uji coba travel paterrn spiritual food heritage dalam tradisi mitoni hingga peluncuran buku dan film tradisi mitoni,” ungkapnya.
Dalam acara uji coba travel pattern Endro menjelaskan para tamu diajak untuk belajar tentang proses menyajikan berbagai makanan yang ada dalam tradisi mitoni dari awal hingga akhir. Selain itu, dikenalkan juga berbagai makanan yang wajib disajikan saat prosesi.
Diantaranya tumpeng pitu, liwet waras, untup-untup, jenang abang, putih dan baro-baro, tumpeng rasul, tumpeng wajar, ingkung ayam, larakan, dan sayur-sayuran. Hidangan-hidangan tersebut memiliki makna doa dan harapan yang terkandung didalamnya.
Pamong Budaya Kabupaten Magelang Dedi Panggung Suprabawa mengungkapkan orang Jawa memiliki banyak tradisi dan juga bahasa-bahasa simbol didalamnya. Berbagai hal mengandung makna-makna yang mengandung doa dan harapan. Salah satunya ada pada tradisi mitoni ini.
Perlu diketahui, pameran mitoni difasilitasi oleh Eksotika Desa yang berada dibawah naungan Direktorat Ketuhanan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang sedang melaksanakan kegiatan penguatan budaya spiritual dan pengembangan wisata edukasi budaya di Kawasan Borobudur. (naf/pra)