BANTUL – Paguyuban nelayan di Pantai Depok, Kretek, Bantul, yang tergabung dalam Koperasi Wisata Mina Bahari 45 menggelar upacara adat tradisi labuhan Kamis (11/8). Kegiatan yang sudah rutin dilakukan tiap tahun itu merupakan wujud syukur masyarakat atas melimpahnya hasil laut dan kunjungan wisatawan.
Ketua Koperasi Wisata Mina Bahari 45 Pantai Depok Sutarlan mengatakan, tradisi labuhan memang sudah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat di kawasan Pantai Depok. Upacara adat ini dilaksanakan pada hari Senin atau Kamis pasaran wage pada bulan Sura.
Dijelaskan Sutarlan, bentuk kegiatannya berupa labuhan namun memiliki makna tasyakuran atas penghasilan nelayan yang didapat dari hasil laut dan kunjungan wisatawan. Selain itu, labuhan nelayan Mina Bahari 45 juga merupakan pengharapan masyarakat di kawasan wisata Pantai Depok agar dilancarkan rezekinya.
Ia mengungkapkan, labuhan yang digelar paguyubannya memang cukup berbeda dengan labuhan pada umumnya. Lantaran uba rampe berupa hasil bumi yang diusung saat kirab tidak dilarung di lautan. Namun diperebutkan oleh pengunjung yang datang. “Sehingga harapannya (uba rampe kirab) lebih bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Sutarlan kepada Radar Jogja.
Pada kegiatan itu, Sutarlan dan masyarakat di kawasan Pantai Depok mengharap kebangkitan ekonomi setelah dua tahun lalu terpuruk karena pandemi. “Jadi doanya berharap lebih kepada Allah semoga tahun yang akan datang diberi rezeki yang melimpah, kesehatan, kenyamanan dan segala bentuk yang tidak merugikan masyarakat, khususnya di pesisir Pantai Depok,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Seksi Promosi dan Informasi Wisata Dinas Pariwisata Bantul Markus Purnomo Adi menyampaikan, di bulan Agustus ini ada banyak agenda wisata budaya di Bantul. Namun demikian, ia tidak mematok target kunjungan wisatawan.
“Secara khusus tidak ada target (kunjungan wisata), tetapi dengan event yang dilaksanakan, harapannya mendongkrak kunjungan. Sementara yang dilakukan masyarakat bisa mendongkrak perekonomian,” ujarnya. (inu/laz)