BANTUL – Kawasan cepuri Parangkusumo, Sabtu (27/8) pascamagrib makin ramai. Saat rombongan dari Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Kota Jogja menggelar labuhan di bulan Sura. Di tengah gelap malam labuhan pun digelar.
“Kenapa labuhan malam hari? Ya karena kalau berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa kan lebih khusyuk di malam hari,” kata Penasehat MLKI Kota Jogja Sudibyo di sela labuhan. Labuhan digelar, lanjut dia, sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME. Sekaligus meminta keselamatan serta berharap cita-cita MLKI Kota Jogja bisa tercapai.
Menurut dia, labuhan ini jadi yang perdana pascapandemi Covid-19. Sebelumnya, labuhan MLKI Kota Jogja sudah rutin digelar setiap tahunnya. Di bulan sura dalam penanggalan Jawa. Sudibyo menyebut, kegiatan yang didukung oleh Kundha Kabudayan atau Dinas Kebudayaan Kota Jogja ini sekaligus melestarikan budaya luhur Keraton Jogja dan Kadipaten Pakualaman. “Mewarisi budaya luhur keraton dan pura yang memiliki nilai budi pekerti,” tuturnya.
Sekretaris daerah Kota Jogja Aman Yuriadijaya yang turut menghadiri langsung labuhan mengatakan, Pemkot Jogja berusaha hadir bagi semua kalangan masyarakat, termasuk penghayat kepercayaan. Salah satu di antaranya dengan mendukung setiap kegiatan untuk melestarikan budaya adiluhung yang dilakukan warga Kota Jogja. “Karena melestarikan budaya bagian dari pilar keistimewaan DIJ,” sebutnya.
Sedang Kepala Kundha Kabudayan Kota Jogja Yetti Martanti menambahkan, dukungan yang diberikan Kundha Kabudayan Kota Jogja pada MLKI Kota Jogja karena setiap aktivitas mereka yang erat dengan adat tradisi. Yetti menyebut, setiap aktivitas yang dilakukan para penghayat kepercayaan di Kota Jogja sebagai bagian upaya pengembangan dan pelestarian kebudayaan. Hal itu yang mendorong Kundha Kabudayan Kota Jogja memfasilitasi setiap kegiatan MLKI. “Tak hanya labuhan, tapi juga memfasilitasi komunikasi 15 paguyuban dalam MLKI,” tuturnya.
Selain itu, tambah Yetti, dukungan yang diberikan kepada MLKI Kota Jogja jadi bagi dari upaya menciptakan kondusivitas di masyarakat. Apalagi dalam kegiatan yang digelar MLKI Kota Jogja sering bersinggungan dengan upaya pengembangan dan pelestarian budaya. “Mereka jadi bagian masyarakat yang aktif dalam aktivitas kebudayaan,” jelasnya. (*/pra)