Neutron Yogyakarta

Pengunjung Malioboro Keluhkan Pengamen Keliling

Pengunjung Malioboro Keluhkan Pengamen Keliling
JADI TAK NYAMAN: Suasana kawasan semipedestrian Malioboro Jogja, kemarin (8/6). (ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA)

RADAR MAGELANG – Pengunjung di kawasan Malioboro Jogja mengeluhkan banyaknya pengamen. Hal ini karena banyak pengamen berkeliling dan menghampiri pengunjung dalam waktu singkat, sehingga mengganggu kenyamanan mereka yang sedang santai di semipedestrian Malioboro.

Dari pantauan Radar Jogja  kemarin (8/6), Malioboro tidak pernah sepi oleh pengunjung. Wisatawan dari berbagai daerah tetap menjadikan kawasan ikonik  ini satu di antara destinasi yang wajib dikunjungi saat berada di Jogja. Pelancong dari kalangan muda hingga tua menikmati dan bersantai di Malioboro.

Aniisa, salah seorang pengunjung saat ditemui di lokasi  mengaku sudah dari pukul 09.00 berada di Malioboro. Ia memang memilih berlibur ke Jogja dari Solo, karena sudah libur sekolah. Perempuan 18 tahun ini memilih Jogja karena lokasinya yang relatif dekat dari Solo.

Ia mengakui selama di Malioboro belum menemukan pengamen yang berkeliling. Namun, menurutnya, adanya pengamen yang berkeliling membuatnya tidak nyaman. “Mengganggu. Lebih baik pengamen itu beralat musik stand (berdiri) di suatu tempat aja, terus nyediain untuk kotak itu,”  katanya kepada Radar Jogja kemarin (8/6).

Pengunjung lainnya, Zahra, 18 menganggap pengamen yang berkeliling cukup mengganggu. Namun selama di Malioboro dari pagi, ia belum didatangi pengamen. “Lumayan (mengganggu, Red). Mungkin kaya manggung di kafe-kafe atau gimana gitu, mencari pekerjaan yang lebih di tempat lain,” tuturnya.

Sementara itu, pelancong dari Jakarta Habil Rahmatullah mengaku keberadaan pengamen keliling cukup terganggu. Tetapi, ia tidak terlalu mengambil pusing. Hal itu karena mengamen adalah sebuah pekerjaan dan untuk mendapatkan penghasilan.

Habil baru kali pertama itu ke Jogja bersama istrinya untuk bulan madu. Menurutnya, memilih Malioboro karena belum pernah dan tempatnya unik. Namun, selama beberapa hari ke Malioboro ia mengakui sering didatangi pengamen.

“Banyak pengamen. Agak terganggu sih, cuma biasa aja. Jakarta juga sama begitu,” ungkapnya. Ia tidak mempermasalahkan pengamen selama tidak usil, dalam arti mengganggu saat sedang bersantai di semipedestrian Malioboro.

Selama tidak meresahkan, kata Habil, tidak masalah. Ini karena ia memang tinggal di Jakarta yang juga banyak pengamen kala sedang nongkrong di suatu tempat yang banyak keramaian. (cr3/laz)

Lainnya

Exit mobile version