RADAR MAGELANG – Dinas Pariwisata DIY berupaya memastikan keamanan di objek wisata untuk menyambut libur Natal dan tahun baru (nataru) nanti. Salah satunya, dengan melakukan riksa uji destinasi wisata. Ini untuk memastikan fasilitas, wahana yang ada di objek wisata terjamin aman.
Plh Kepala Dinas Pariwisata DIY Kurniawan mengatakan, riksa uji ini akan mengambil beberapa destinasi wisata yang ada di 4 kabupaten dan 1 kota di DIY. Selama 5 hari, diadakan pada 18-22 Desember 2023.
“Tentu tidak sendiri, kami kolaborasi dengan mitra kami Disnakertrans yang punya mitra kerja perusahaan untuk riksa uji K3 (keselamatan dan kesehatan kerja),” katanya Rabu (13/12).
Baca Juga: UII Jogja Nyatakan Sikap, Kutuk Pengangkangan Hukum dan Minta Kembalikan Kesaktian KPK
Wawan sapaan akrabnya itu menjelaskan riksa uji menjadi penting dalam rangka mengantisipasi lonjakan wisatawan di destinasi wisata saat Nataru nanti.
Sehingga untuk memastikan laik pakai wahana di objek wisata. Terlebih, instansi ini menargetkan 800 ribu hingga 1 juta wisatawan berkunjung ke DIY pada akhir tahun.
“Kami akan cek seperti lift, kemudian wahana yang terbilang ekstrem. Memang tidak semua (destinasi wisata dicek). Tapi akan kami ambil sampel yang prioritas, risiko cukup tinggi itu yang kemudian akan kita pilih,” ujarnya.
Baca Juga: Genggam Tiket 12 Besar, FC Bekasi City Tetap Berusaha Maksimalkan Pertandingan Kontra Perserang
Dia menyebut, objek wisata yang tidak lolos riksa uji tidak menutup kemungkinan akan dihentikan izin operasionalnya sementara.
Tergantung tingkat kerusakannya. Teknis pengujiannya, nanti akan dilihat kondisi penunjang wisata yang ada.
“Kita lihat tingkat kerusakan atau kekurangannya. Kalau memang hanya sedikit perlu perbaikan, bisa laksanakan cepat kita hentikan sementara sampai diperbaiki sesuai standar keamanan. Kalau cukup parah, kita hentikan pasti,” jelasnya.
Selain itu, Dinas Pariwisata DIY juga mengantisipasi potensi bencana melalui koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan geologi (BPPTKG).
Hal ini untuk mengetahui kondisi cuaca dan potensi bencana dari Gunung Merapi. Ini disebut perlu antisipasi perubahan cuaca untuk meminimalisasi bencana hidrometeorologi khususnya di kawasan destinasi wisata. Terlebih di DIY tak sedikit destinasi wisata berada di kawasan perbukitan.
“Antisipsi longsor, banyak destinasi letaknya memang cukup rawan, ini perlu antisipasi. Kemudian, berkaitan posisi Merapi, perlu antisipasi akhir tahun ini biasanya di lereng Merapi, Kaliurang cukup ramai, perlu antisipasi (potensi bencana),” tambahnya.
Baca Juga: Bintangku Bintangmu : Ramalan Zodiak untuk 13 Desember 2023, Yuk Simak
Terpisah Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan, selain dari kesiapan menerima wisatawan, amenitas juga dari sisi gawat darurat kaitannya dengan hujan dan mitigasi lainnya.
“Misalnya jalan licin, di tebing juga perlu dijaga agar tidak longsor makanya perlu persiapan, perlu ada signing yang mengingatkan wisatawan,” katanya.
Singgih menyebut, destinasi yang rawan juga akan dipantau sebelum masuk libur Nataru.
“Termasuk yang K3, ya, akan kita kolaborasikan dengan disnaker akan kita cek untuk memastikan itu aman,” tambahnya. (wia)