RADAR MAGELANG – Fenomena unik minim pancaran sinar matahari di Wotawati, Pucung, Girisubo akan dijadikan sebagai tempat wisata minat khusus. Sumber daya manusia (SDM) setempat sedang disiapkan, sementara dari pemerintah mulai suport dengan anggaran.
Carik Pucung Eko Sujarno mengatakan, dibanding daerah lain Padukuhan Waotawati memiliki perbedaan mencolok. Pertama, secara geografis penduduk tinggal di lembah Bengawan Solo Purba.”Terdiri dari empat RT, dan dihuni sebanyak 80 Kepala Keluarga (KK),” kata Eko Sujarno Jumat (22/12).
Dia menjelaskan, keunikan lain yang dimiliki Padukuhan Wotawati adalah pancaran sinar matahari lebih singkat dibanding wilayah lain. Bagi warga setempat kondisi demikian menjadi hal yang biasa, namun mungkin tidak bagi orang lain. “Ikon kampung kami pagi telat-malam lebih cepat,” ujarnya.
Matahari di Wotawati seolah terlambat, karena baru bisa terlihat sekitar pukul 09.00. Sebaliknya, waktu terbenam justru lebih cepat yakni sekitar pukul 16.30. Praktis pada jam itu, suasananya sudah mulai remang-reman. “Potensi wisata ini yang sedang kami kembangkan,” ucapnya.
Mengenai mata pencaharian penduduk, kata dia, di Wotawati 90 persen berprofesi sebagai petani. Sekarang bersama dengan elemen masyarakat sedang melakukan persiapan penguatan kapasitas di bidang wisata. Dibutuhkan pendampingan ekstra terhadap masyarakat.
“Gambaran umum, potensi kami kebudayaan ada, pertanian, kerajinan, maupun kuliner,” terangnya dan mengatakan bahwa jaringan seluler aman untuk provider tertentu.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, beberapa waktu lalu berkunjung ke Wotawati. Mendampingi Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Luky Alfifman untuk penyerahan sejumlah bantuan. “Seperti bantuan dari dana keistimewaan 2023,” kata Sunaryanta.
Pihaknya berharap dukungan pembangunan di Wotawati dapat mendongkrak ekonomi masyarakat. Perlu penguatan SDM lokal untuk menyambut wisatawan domestik dan luar negeri. “Mulai dipetakan potensi, pengelolaan UMKM, ini nantinya yang akan memberikan dampak positif terhadap aktivitas ekonomi di Wota Wati,” ungkapnya.
Menurutnya, kunjungan dari kemenkeu untuk melihat kesiapan pembangunan wilayah Padukuhan Wotawati yang akan dikembangkan sebagai desa wisata. Pembangunan kawasan ini akan menggunakan dana yang bersumber dari Dana Keistimewaan (Danais). (gun/pra)