Neutron Yogyakarta

Mengenal Komunitas Kinoha yang Berdiri sejak Desember 2022, Wadah Salurkan Hobi Pecinta Jejepangan

Mengenal Komunitas Kinoha yang Berdiri sejak Desember 2022, Wadah Salurkan Hobi Pecinta Jejepangan
BAGIKAN MOMEN: Para anggota Kibo no Hana (Kinoha) kerap mengabadikan foto bersama usai terlibat dalam sejumlah kegiatan.Dokumentasi Yogi

RADAR MAGELANG – Di Magelang, ada sebuah komunitas bernama Kibo no Hana (Kinoha). Komunitas ini menjadi wadah bagi para pecinta Jejepangan untuk bernaung dan menyalurkan hobinya. Kinoha diresmikan pada 11 Desember 2022. Semula, anggotanya hanya sekitar 10 orang. Kini, sudah ada lebih dari 350 orang.

Ketua Komunitas Kinoha Magelang Yogi Pradika menjelaskan, komunitas ini dibentuk saat masih pandemi. Saat itu, banyak peminat Jejepangan yang tidak memiliki tempat untuk menyalurkan hobinya. Akhrinya, dia bersama teman-temannya berinisiatif untuk membentuk komunitas.

Komunitas itu semula diberi nama Magelang Matsuri. Lalu, diubah menjadi Kibo no Hana. Tujuannya untuk mewadahi para pecinta Jejepangan supaya hobi dan bakat mereka tetap tersalurkan. “Dan juga bisa ikut lomba kalau ada event Jejepangan,” bebernya beberapa waktu lalu.

Hyo, sapaan akrabnya menilai, banyak anak-anak hingga remaja di Magelang yang suka dengan Jejepangan. Dia sendiri tertarik dengan dunia itu sudah sejak lama. Sekitar 2006 silam. Karena ia kerap menyaksikan anime di televisi.

Sejak saat itu, dia juga menyukai sesuatu yang berbau Jejepangan. Sebab menurutnya, ada banyak hal yang bisa dipelajari. Seperti membuat kostum, bernyanyi, band, dance, art, menggambar, dan lainnya. “Sebetulnya, Jejepangan ini tidak hanya untuk pecinta anime saja,” ungkapnya.

Dia mulai menekuni dunia cosplay sejak 2018 dan rutin mengikuti event Jejepangan setelah pandemi. Hal tersebut diapelajari secara autodidak. Dengan harapan, dapat memberikan timbal balik untuk anggota lainnya.

Hingga sekarang, lanjut dia, ada sekitar 350 anggota Kinoha. Baik dari kota maupun Kabupaten Magelang. Latar belakangnya pun berbeda-beda. Ada yang masih sekolah, kuliah, maupun sudah bekerja. Meski begitu, tidak ada sekat antar para anggota.

Hyo menambahkan, para anggota Kinoha kerap menyelenggarakan berbagai kegiatan. “Misal, kita ada photoshoot untuk anak-anak yang mau cosplay. Terus ada nonton bareng (nobar) anime. Kita juga bikin mini event buat pehobi Jejepangan dan ada gathering,” paparnya.

Dia berharap, komunitas Kinoha akan terus berkembang dan diterima oleh masyarakat. Para anggota juga tetap solid, saling bekerja sama, dan tidak terpecah belah. “Semoga bisa dinilai positif oleh masyarakat. Bukan hanya sekadar wibu yang dipandang negatif,” tandasnya. (aya/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)